Soal : Apakah ada nash (ketentuan) dari Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam tentang siapa yang menjadi khalifah sesudahnya?
Jawab: Mayoritas para imam umat Islam sepakat, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam tidak menetapkan secara tegas siapa yang bakal mengendalikan khilafah sesudahnya. Andaikata ada ketetapan (nash) yang jelas tentang hal itu, maka tidaklah terjadi perselisihan sedikitpun antara sahabat Anshar dan lainnya, dan orang yang mengetahui nash itu tentu menyampaikannya kepada umat. Kemudian para sahabat bersama umat pasti akan merujuk kepadanya.
Adapun nash yang diklaim oleh golongan Kaum Rafidhah atas Ali ra. adalah batil, tidak ada dasar yang kuat berdasarkan ijma’ umat Islam, bahkan orang yang pertama kali menganggap nash ini palsu adalah Ali ra. sendiri. Karena jika ia memiliki riwayat tentang nash itu, maka pasti ia mengemukakannya, dan ternyata ia tidak mengemukakannya. Padahal persoalan khilafah termasuk masalah yang mendesak periwayatan nash seperti itu. Apabila tidak ada nash, maka baiat dengan suara bulat diberikan kepada Abu Bakar.
Memang Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam memberi isyarat, yang kemudian difahami oleh tokoh-tokoh sahabat sebagai isyarat ke-khilafah-an Abu Bakar al-Shiddiq, yaitu ketika beliau menunjuknya menjadi imam shalat, seperti dalam sabdanya:
مروا ابابكر فليصل بالناس
’’Perintahkan Abu Bakar agar ia shalat bersama orang-orang.”
Imamah (menjadi imam) dalam shalat adalah tugas khalifah. Oleh sebab itu, para sahabat termasuk Ali bin Abi Thalib berkata:
رضينا لدنيانا من رضيه رسول الله صلى الله عليه وسلم لديننا
“Kami relakan urusan dunia kami kepada orang yang Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam merelakan kepadanya urusan agama kami.”
Imam Muslim dalam kumpulan hadits-hadits shahih meriwayatkan:
إن النبي صلى الله عليه وسلم قال لعائسة رضي الله عنها ادعى لى ابا بكر واخاك حتى اكتب كتابا فإنى اخشى ان يتمنى متمن ويقول قائل انا اولى ويأبى الله والمؤمنون إلا ابا بكر
“Sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam bersabda kepada Aisyah ra.: “Panggilkan aku Abu Bakar dan saudaramu agar aku menulis sebuah surat, karena aku khawatir ada seseorang yang mempunyai harapan, dan ada orang yang berkata: “Saya lebih berhak, padahal Allah dan orang-orang mukmin acuh kecuali kepada Abu Bakar.”
إن النبي صلى الله عليه وسلم خطب فى اخر حياته فمما قال إن امن الناس علي فى صحبته وماله ابوبكر فلو كنت متخذا من اهل الارض خليلا لاتخذت ابا بكر خليلا
“Sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam pada akhir hayatnya berkhotbah yang isinya antara lain: “Sesungguhnya orang yang paling jujur dalam pergaulan dan hartanya adalah Abu Bakar. Andaikata aku menunjuk seorang kekasih dari penghuni bumi, maka pastilah aku tunjuk Abu Bakar sebagai kekasih.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini