SIFAT GOLONGAN AHLI BID’AH
Soal: Apakah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menjelaskan kepada kita ciri-ciri golongan bid’ah?
Jawab: Ya, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menjelaskan kepada umatnya tentang ciri-ciri golongan bid’ah, golongan yang membuat-buat ketentuan baru. Ciri mereka adalah menggunakan dalil ayat-ayat alQur’an yang diturunkan berkaitan dengan orang-orang musyrik untuk diterapkan pada orang-orang mukmin, seperti ayat al-Qur’an:
فلاتدع مع الله إلها أخر
“Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah” (QS: 26, AsySyu’ara: 213)
فلاتدع مع الله أحدا
“Maka janganlah kamu menyembah seorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” (QS. 72, al-Jin: 213)
ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah” (QS. 10, Yunus: 106)
إن الذين تدعون من دون الله عباد إمثالكم
“Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa dengan kamu.” (QS: 7, al-A’raf: 194)
Dan ayat-ayat lain seperti tersebut yang jelas-jelas untuk orang-orang musyrik yang meyakini atau mempercayai ketuhanan selain Allah dan keberhakkannya disembah.
Para ulama memberi pendapat golongan yang memiliki sikap seperti di atas sebagai berikut:
Ucapan mereka (golongan ahli bid’ah) seluruhnya membuat kekaburan dalam agama dan merupakan usaha penyesatan orang-orang Islam awam, karena sesungguhnya tak seorangpun orang mukmin yang bertauhid mempunyai kepercayaan seperti kepercayaan orang-orang musyrik. Lalu bagaimana mereka menyamakan orang-orang mukmin dengan orang-orang musyrik Maha Suci Engkau ya Allah, pendapat tersebut adalah sebuah kebohongan besar.
Selanjutnya para ulama menegaskan, bahwa golongan ahli bid’ah yang nyeleneh itu tidak memiliki dasar-dasar yang kuat, dan sama sekali bukan dari madzhab yang dapat dipertanggung jawabkan. Umumnya mereka itu golongan terpelajar yang dangkal ilmu pengetahuannya yang sebenarnya layak dikategorikan golongan awam. Mereka itu bukanlah termasuk orang-orang yang layak dimintai petunjuk dan bukan pula orang-orang yang layak dianggap sebagai ulama dalam Islam.
Ada segolongan ulama ahli tahqiq yang benar-benar kuat keimanannya, tulus dalam beramal, berpegang teguh dengan al-Qur’an dan as-Sunnah dan syariat-Nya serta senantiasa aktif membimbing umat menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat, mencurahkan segala kemampuan mereka untuk menyanggah golongan ahli bid’ah tersebut. Para ulama ahli tahqiq ini menjelaskan kepada orang-orang tentang hakikat golongan ahli bid’ah dan kesesatan mereka dalam mengeluarkan hukum. Penjelasan mereka itu dimuat dalam beberapa kitab yang mereka tulis, seperti kitab Syifa’us Siqam oleh Imam Taqiyuddin as-Subki, Syawahidul Haq oleh Imam an-Nabhani, AdDuror As Saniyah oleh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Ghatsul ‘Ibad oleh Syaikh Abu Yusuf al-Hamami, Furqonul Quran oleh Syaikh Salmah al-Qudha’iy, Shulhul lkhwan oleh Syaikh Dawud al-Afandi, Baro’atul as-ariyyin Min Aqoidil Mukhallifiin oleh Abu Hamid bin Marzuqi, asShowaiq al illahiyah, oleh Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab, Nafasur Rahman, oleh Syaikh Isma’il bin Mahdi al-Ghorbani dan aljauhar alMunazham oleh Imam Ibnu Hajar dan masih banyak lagi.
Sumber : Terjemah Kitab al-Ajwibah al-Ghaliyah Fi ‘Aqidah al -Firqah an-Najiyah
Karya Habib Zain bin Ibrahim bin Smith