LARANGAN MENGKAFIRKAN ORANG ISLAM
Soal : Bolehkah mengkafirkan orang Islam?
Jawab: Tidak boleh, sesungguhnya mengkafirkan orang Islam, orang-orang yang telah mengucapkan kalimat لااله الاّ الله merupakan perkara berat. Tidak ada yang berani melakukannya kecuali orang yang memang disesatkan oleh Allah Swt yang buruk prasangkaannya dan mengikuti dorongan hawa nafsunya.
Soal : Apa dalilnya?
Jawab : Di dalam hadits yang shahih ada disebutkan:
إن النبي صلى الله عليه وسلم :إذا كفر الرجل أخاه فقد باء بها أحد هما ,إن كان كما قال وإلا رجعت إليه.
“Sesungguhnya Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah bersabda: “Apabila seseorang mengkafirkan saudara sesamanya, maka peng-kafiran itu pasti menimpa kepada salah satunya. Jika yang dikafirkan itu memang kafir, maka ia kafir. Jika yang dikafirkan tidak kafir, maka kekafiran itu kembali menimpa kepada orang yang mengkafirkan.”
(HR. Imam Muslim)
Imam Abu Bakar al-Baqilani mengatakan: “Memasukkan seribu orang kafir ke dalam Islam karena ada kemiripan Islam dalam satu hal saja itu lebih kecil resikonya daripada mengkafirkan seorang muslim karena ada seribu kemiripan kekafiran.”
Ini mengkafirkan hanya seorang muslim, lalu bagaimana halnya orang yang berani mengkafirkan mayoritas orang Islam dan menghukuminya syirik hanya karena mereka melakukan tawassul dan mengambil berkah peninggalan orang-orang baik sementara keimanan mereka telah jelas nyata dan hati mereka tetap meng-Esakan Allah, Tuhan seluruh alam.
Dalam menolak orang-orang yang biasa mengkafirkan orang-orang Islam hanya dengan alasan hanya seperti itu dan orang-orang yang mengikuti madzhab yang berpendirian seperti itu yang di dalamnya sarat dengan faham-faham yang keliru, cukuplah kiranya membaca kembali sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam:
إن الشيطان قد ايس أن يعبده المصلون فى جزيرة العرب ولكن فى التحريش بينهم.
“Sesungguhnya setan benar-benar putus asa dalam usahanya agar disembah oleh orang-orang yang menjalankan shalat di semenanjung Arab, tetapi setan mengambil cara adu domba di antara mereka.
(HR. Imam Muslim dan at-Turmudzi)
Di dalam hadits tersebut Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dengan tegas menjelaskan, bahwa orang-orang dari umat ini yang mengamalkan shalat tidak menyembah kepada selain Allah selamanya dan tidak berbuat syirik atau menyekutukan tuhan lain dengan Allah SWT.
Dalam sebuah riwayat lain ketika Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam melakukan ibadah haji wada’ bersabda:
إن الشيطان قد ايس أن يعبد بأرضكم هذه بعدهذا ليوم أبدا ولكنه رضي منكم بما دون مما تحتقرون من أعما لكم فاحذرو على دينكم.
“Sesungguhnya setan telah putus asa dalam usahanya agar dapat disembah di bumi kalian semua ini sesudah hari ini untuk selama-lamanya. Tetapi setan merasa puas dengan usahanya selain itu, berupa kerendahan perbuatan (amal) kamu semua, maka berhati-hatilah terhadap urusan agama kamu semua.”
Demikian itulah peringatan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang pasti benar, karena beliau tidak berkata menurut hawa nafsunya. Apa yang beliau ucapkan semata-mata wahyu dari Allah Swt.
Sumber : Terjemah Kitab al-Ajwibah al-Ghaliyah Fi ‘Aqidah al -Firqah an-Najiyah
Karya Habib Zain bin Ibrahim bin Smith