Tawasul Bagian ke-6
Tawassul itu dibolehkan, baik dengan amal perbuatan yang baik maupun dengan hamba-hamba Allah yang soleh, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia. Bahkan tawassul itu telah berlaku sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam diciptakan.
Soal: Apa dalil bahwa tawassull terjadi sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam diciptakan.’
Jawab : Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin al-Khatthab:
لما اقترف آدم عليه السلام الخطيئة قال يا رب اسألك بحق محمد الا غفرت لى فقال الله تعالى فكيف عرفت محمدا ولم اخلقه ؟ قال لما خلقتنى بيدك ونفخت في من روحك رفعت رأسى فرأيت على قوائم العرش مكتوبا لا اله الا الله محمد رسول الله فعرفت انك لم تضف الى اسمك الا احب الخلق اليك فقال الله صدقت يا ادم انه لأحب الخلق الي واذا سألتنى بحقه قد غفرت لك لولا محمد ما خلقتك.
“Ketika Nabi Adam terpeleset melakukan kesalahan, maka berkata: “Hai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu dengan haq Muhammad, Engkau pasti mengampuni kesalahanku.” Allah berfirman. “Bagaimana kamu mengetahui Muhammad, padahal belum Aku ciptakan?” Nabi Adam berkata: “Hai Tuhanku, karma Engkau ketika menciptakanku dengan tangan kekuasaan-Mu dan meniupkan kepadaku ruh dari-Mu, aku mengangkat kepalaku kemudian aku melihat ke atas tiang-tiang Arasy tertulis:
لا اله الا الله محمد رسول الله
kemudian mengerti, sesungguhnya Engkau tidak menyandarkan nama-Mu, kecuali makhluk yang paling Engkau cintai.” Kemudian Allah berfirman: “Benar engkau, hai Adam. Muhammad adalah makhluk yang paling Aku cintai Apabila kamu memohon kepada-Ku dengan hak Muhammad, maka Aku mengampunimu, dan andaikata tidak karena Muhammad, maka Aku tidak menciptakan mu” (HR. al-Hakim, at- tabrani dan al-Baihaqi)
Nabi Adam as. adalah orang yang mula-mula tawassul dengan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam Imam Malik telah memberi anjuran tawassul kepadi Khalifah al-Mansur, yaitu ketika ia ditanya oleh Khalifah yang sedang berada di Masjid Nabawi: “Saya sebaiknya menghadap kiblat dan berdoa atau menghadap Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam'” Imam Malik berkata kepada Khalifah: “Mengapa engkau memalingkan wajahmu dari beliau, padahal beliau adalah wasilah-mu dan wasilah bapakku Nabi Adam as. kepada Allah Swt. Menghadaplah kepada beliau dan mohonlah pertolongan dengannya, Allah akan memberinya pertolongan dalam apa yang engkau minta. Allah Swt. berfirman:
ولو انهم إذ ظلموا انفسهم جاؤك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما
“Sesungguhnya jikalau mereka tidak menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang“(QS. 4, an-Nisa’: 64)
Keterangan ini disebutkan oleh alQadhi ‘Iyadh dalam kitab as-Syifa’
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini