Ziarah ke kuburan Bagian Ke-3
Soal : Apa hukum melakukan perjalanan ziarah ke makam Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, makam para nabi dan para wali?
Jawab : Ziarah ke makam Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam merupakan salah satu perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Demikian juga perjalanan menuju ke tempat beliau dan juga tempat-tempat para nabi, para wali dan syuhada untuk mendapatkan barakah dari Allah dan mengambil i’tibar. Perjalanan seperti ini hukumnya mustahab dan banyak faedahnya. Yang terpenting adalah harus dapat menjaga adab (tata caranya) menurut syariat.
Soal : Apa dalil kesunnahan perjalanan ziarah itu?
Jawab : Dalilnya adalah firman Allah Swt.:
ولو انهم اذ ظلموا انفسهم جاؤك فاستغفروا الله واستغفرلهم الرسول لوجدوا توابا رحيما
“Sesungguhnya jika mereka menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa’i 64)
Dalam hadits pun telah dijelaskan, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam tetap hidup di dalam kuburnya. Dengan demikian, berarti ziarah kepada beliau sesudah wafat seperti ziarah kepada beliau saat masih hidup.
Dasarnya adalah hadits:
من حج فزار قبر ى بعد وفاتى فكأنما زراني فى حياتى
“Barangsiapa menunaikan ibadah haji, lalu berziarah ke kuburanku sesudah aku wafat, maka ia seperti berziarah kepadaku sewaktu aku dalam keadaan hidup.” (HR. al-Baihaqi dan at-Thabrani)
من حج ولم يزرنى فقد جفانى
“Barangsiapa menunaikan ibadah haji dan enggan berziarah kepadaku, maka ia benar-benar menjauhiku.” (HR. Ad-Daruquthni)
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini