Dalam diri manusia, Allah SWT meletakkan rahasia peniupan ruh yang disandarkan kepada-Nya sebagai bentuk penghormatan. Allah SWT berfirman:
فإذا سويته ونفخت فيه من روحى فقعو له ساجدين
Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku. maka hendaklah kalian tersungkur dengan bersujud kepadanya. (Qs Shaad[38]:72).
Lalu, Allah SWT menyiapkan jalan bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan kemanusiaannya, serta memperoleh berbagai kekayaan yang amat besar, dengan cara mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab suci.
Banyak orang yang berupaya mengobati kerusakan yang dialami manusia, atau hendak meningkatkan kualitas manusia, tanpa membangun jati dirinya. Maka, hasilnya pun tidaklah kokoh dan tidak bertahan. Hal itu tak ubahnya orang yang memoles luka dengan obat luar. Padahal, yang menjadi penyebab luka adalah bakteri yang muncul dari dalam. Dia tidak mengobati bagian dalam yang memunculkan bakteri ini. Obat dan minyak yang digunakan hanya memperbaiki tampilan kulit dan luarnya, sedangkan bagian dalam tetap membangkitkan faktor yang menyebabkan semakin lebarnya luka itu, sedikit demi sedikit.
Dalam konteks ini perlu kami jelaskan, bahwa ketika melakukan proses yang benar dalam membangun manusia, tidak bisa diasumsikan akan menghasilkan perbaikan pada seluruh umat manusia di seluruh negara secara sempurna. Ini di luar kemampuan, dan tidak dikehendaki oleh Tuhan. Allah SWT berfirman:
ولو شاء ربك لامن من فى الارض كلهم جميعا
Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (QS Yunus
إن نشأ ننزل عليهم من السماء اية فظلت أعناقهم لها خاضعين
Jika Kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa leher-leher mereka tunduk kepadanya. (QS Asy-Syuara’ [s6):4)
ولوشاء ربك لجعل الناس امة واحدة ولا يزالون مختلفين* إلا من رحم ربك ولذالك خلقهم وتمت كلمة ربك لاملان جهنم من الجنة والناس أجمعين
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah SWT menciptakan mereka- Kalimat Tuhanmu (kcputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS Hud [11]: 118-119).
Meski Allah SWT telah mengumumkan kehendak ini kepada kita, sebagai hamba-Nya kita tetaplah beribadah dengan mengharapkan hidayah untuk semua makhluk-Nya.
Yang itu adalah kehendak-Nya, dan yang ini adalah kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Kewajiban kita sebagai makhluk tidak ada hubungannya dengan kehendak Allah SWT yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Namun, kita tahu bahwa dengan melakukan pembangunan terhadap jati diri manusia, dapat dicapai manfaat yang paling sempurna dan anugerah terbaik yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk para hamba-Nya. Sebagaimana para pelaku dan pemerhati pembangunan jati diri ini, dia mencapai tujuannya secara sempurna, dan selebihnya dari itu ia mendapatkan rida Tuhan serta perlakuan yang baik saat menghadap kepada-Nya. Dia juga mendapatkan cinta Nabi-Nya dan derajat yang tinggi di surga, serta bisa bergabung dengan para penghuni rumah suci.
Maka, sudah seharusnya, kita mengerahkan segala kemampuan untuk mengajar dan berdakwah, khususnya melalui pesantren-pesantren; melalui upaya-upaya yang terkait dengan pendidikan dan dakwah, yang terfokus untuk pembangunan jati diri manusia.
Sumber: Ceramah Habib Umar bin Hafidz dalam Kongres Ulama ke-7 di Lirboyo