Ini adalah langkah pertama untuk menumbuhkan keyakinan yang benar. Maka yang kita maksudkan adalah keimanan, dan kekuatan iman yang disebut keyakinan.
Harus ada langkah nyata untuk memperkokoh dan menancapkan keyakinan di hati para pendengar kita dari kalangan masyarakat awam secara khusus, atau para murid dan orang-orang yang sering berkumpul dengan kita, secara khusus. Untuk mencapai hal itu ada beberapa sebab, di antaranya adalah:
Pertama, guru atau orang yang berbicara harus memiliki keimanan dan keyakinan yang kokoh. Yaitu, dengan merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT di alam ini, juga ayat-ayat al-Qur’an dan sabda Rasulullah & yang terkait dengan keagungan Allah SWT, dengan akhirat, dan balasan perbuatan.
Orang yang kurang peka dalam merenungkan bukti-bukti ini, juga tidak sering memikirkan hal tersebut dan Hadis-Hadis yang terkait dengannya, maka pasti kekuatan imannya akan kurang. Allah SWT berfirman:
إنما المؤمنون الذين إذا دكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم آياته زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah SWT gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS al-Anjal [8): 2)
Allah SWT juga berfirman:
أولم ييكفهم انا انزلنا عليك الكتاب يتلى عليهم إن فى ذالك لرحمة وذكر لقوم يؤمنون
Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (al-Qur’an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (al-Qur’an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS al-Ankabut [29]: 51)
Oleh karena itu, kita harus mengingat makna yang terkandung dalam surat-surat pendek dan ayat-ayat yang biasa dihafalkan oleh para pelajar di tingkat dasar. Lalu, kita suruh mereka untuk membaca ayat-ayat al-Qur’an secara rutin, setelah itu menghafalkan beberapa ayat setiap hari dan malam.
Dengan demikian, mula-mula akan mendapatkan manfaat melalui barakah al-Our’an dan turunnya rahmat ketika membacanya. Lalu, manfaat berikutnya adalah tambahan iman dan keyakinan ketika memahami sebuah makna yang terkandung dalam Kalam ini, serta merenungkannya dengan pikiran.
Jadi, mendengarkan dan menyimak dengan baik memiliki peran yang mendasar dalam menancapkan keyakinan. Oleh karena itu. Sunah sangat menganjurkan membaca al-Qur’an dan berkumpul untuk membaca al-Qur’an. Kita melihat para ulama salaf memiliki rutinitas membaca al-Qur’an bersama dengan masyarakat umum, lebih-lebih ketika bersama orang-orang tertentu dan ketika menyendiri, baik di masjid, pesantren atau lainnya.
Sejak berabad-abad yang lalu, di Hadramaut sudah rutin ada orang-orang tua juga anak-anak muda berkumpul di masjid untuk membaca beberapa bagian dari al-Our*an pada waktu jeda antara Magrib dan lsyak, lalu mereka menyelesaikan bacaannya di akhir malam. Guru dari para guru kami, al-Habib Alwi bin Syihabuddin menyatakan, “Seandainya syariat mewajibkan hal ini kepada kami, maka keistikamahan kami tidak akan bisa melebihi apa yang telah kami lakukan sekarang.”
Sumber: Ceramah Habib Umar bin Hafidz dalam Kongres Ulama ke-7 di Lirboyo