Termasuk perkara yang paling penting bagi yang akan berangkat haji adalah berusaha sebisa mungkin untuk mencari bekal dan nafkah yang halal. Karena yang berangkat haji dengan harta yang haram, maka hajinya akan sia-sia, karena sama sekali tidak akan diterima oleh Allah swt.
Jika ia bertalbiyah ” ketika ihram, maka Allah swt akan menjawabnya: “Tidak berguna seruanmu dan tidak ada untungnya bagimu. Karena bekalmu adalah haram, kendaraanmu haram, dan hajimu tidak mabrur.”
Sedangkan bagi yang berhaji dengan harta halal ketika ia bertalbiyah, maka Allah swt menyambutnya dengan jawaban: ‘Wahai hamba-Ku, Kusambut seruan-Mu, Aku anugerahkan kebahagiaanmu, karena bekalmu adalah bekal yang halal, kendaraanmu halal dan hajimu mabrur”. Inilah yang dijelaskan dalam riwayat hadits.
Hendaknya orang yang berangkat haji ia berlapang dada atas biaya yang ia keluarkan dalam perjalanannya. Karena yakinlah, bahwa biaya ini akan diganti oleh Allah swt dan diiringi keberkahan, kemudahan dan keluasan. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat.
Mengucapkan seruan aku penuhi panggilan-Mu.
bahwa biaya yang digunakan untuk haji sama seperti mengeluarkan biaya di jalan Allah swt, setiap satu dirham diganti dengan tujuh ratus kali lipat.
Apabila yang berhaji adalah orang kaya, maka hendaknya ia banyak memberi santunan dan mengulurkan bantuan, terutama untuk kalangan fakir miskin, orang-orang lemah dan yang tidak mampu, serta juga kaum muslimin lainnya secara umum semata-mata tulus karena Allah swt.
Dalam perjalanannya, hendaklah ia merendah hati, tenang dan penuh khusyu’. Karena sifat inilah yang seharusnya ia miliki ketika mendatangi Allah swt yang Maha Kuasa, Maha Perkasa lagi Maha yang memiliki segala macam kesombongan. Jangan sampai dalam perjalanannnya ia menyombongkan diri ataupun menonjolkan kekayaannya, sehingga ia akan terusir dari hadapan Allah swt. Mengenai hal ini. Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
إنما الحاج أشعث أغير
Artinya: “Sesungguhnya orang yang menunaikan ibadah haji keadaannya ibarat orang compang-camping dan berdebu”.
Bahkan Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sendiri berangkat haji dengan menunggangi kendaraan yang tua, beralasan tikar yang usang, harganya tidak sampai empat dirham. Jadi orang yang berhaji semakin menunjukkan kerendahan hati, ketenangan dan penampilannya sederhana semata-mata hanya karena Allah swt, maka hajinya alan lebih bagus dan lebih sempurna.
Sumber: Nasihat dan wasiat Imam Haddad Jilid 1