apabila alasannya mendiamkan amar ma’ruf dan nahi munkar semata-mata karena ia yakin apabila ia menyuruh atau melarang ia akan mendapat sesuatu yang mengancam keselamatan dirinya atau hartanya, maka dalam hal ini diperbolehkan baginya untuk mendiamkannya.
Jika hal itu kuat, maka kemungkinannya dan ancamannya sangatlah berat tanggungannya Meski demikian, apabila ia tetap mengabaikannya serta ia terus beramar maruf dan nahi munkar, Maka ia akan mendapat pahala ag sangat besar. Selain itu, hal ini membuktikan kecintaannya kepada Allah swt serta mengutamakan-Nya diatas kepentingan pribadi dan juga menunjukkan kesunguhanamembela agama-Nya.
Hal ini sebagaimana firman Allah swt:
و أمر بالمعروف و انه عن المنكر و اصبر على ما أصابك إن ذلك من عزم الأمور .
Artinya: “Dan serulah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yangdi wajibkan (oleh Allah).” (Qs Luqman ayat 17).
Betapa mulianya keadaan seorang hamba apabila ia dipukuli atau di penjara atau diejek lantaran ia berupaya menegakkan hak-hak Tuhannya, menyeru kepada ketataan-Nya dan melarang kemaksiatan-Nya.
Inilah jejak para nabi dan rasul, para auliya’ shalihin dan para ulama amilin sebagaimana yang diceritakan dalam biografi kehidupan mereka, dan tiada berguna sikap pengecut dan lemah yang mencegah kita membela agama dan memerangi orang-orang dzalim dan fasik untuk mengembalikan mereka taat kepada Allah swt Tuhan alam semesta.
Marah dan cemburu di jalan Allah swt ketika perintah-Nya ditinggalkan dan larangan-Nya diterapkan, merupakan sifat para nabi dan para shiddiqin. hanya dengan sifat inilah mereka diberi gelar dan dikenal. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits bahwa Nabi Shalallahu ‘alahi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak pernah marah untuk diri sendiri, akan tetapi apabila hukum Allah swt dilanggar, maka tak seorangpun yang dapat menahan kemarahannya.
Sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa aalihi wa shahbihi wa salam mengenai Umar bin Khattab ra:
قوله الحق و ماله في الناس من صديق
Artinya: “Ucapannya benar dan ia tidak memiliki teman setia diantara orang banyak.”
Allah swt berfirman mengenai sifat para kekasih-Nya dikalangan umat:
أذلة على المؤمنين أعزة على الكفرين يجهدون في سبيل الله ولا يخافون لومة لائم
Artinya:“Yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” (Qs al-Maidah ayat: 54).
Sumber: Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 2 – Al Habib Abdullah bin Alawi Alhadad – Ahmad Yunus Al Muhdhor