Bagi yang menyeru kepada perbuatan ma’ruf dan yang melarang kemunkaran, maka ia tidak terkena apapun dari kemurkaan itu. Seandainya nasehatnya ditolak, maka pasti pahalanya akan lebih besar, serta sebaiknya ia bersabar dan berserah diri kepada Allah swt.
Hendaknya yang menjadi tujuannya adalah membebaskan dirinya dan saudaranya sesama muslim dari perbuatan dosa Sedangkan sikap yang ia ambil hendaknya seperti orang yang akan menyelamatkan saudaranya sesama muslim dari bencana atau musibah, seperti kebakaran atau tenggelam dan ia mampu untuk menyelamatkannya, apalagi kalau urusan agama pasti lebih penting.
Karena kebinasaan dalam agama dan perbuatan yang mengundang murka Allah swt lebih dasyat daripada hancurnya dunia atau jatuhnya korban jiwa yang resikonya berpisah dengan kehidupan yang sementara ini. Apalagi dunia ini sementara saja bahkan tidak bisa dibandingkan ataupun didekatkan antara kebinasaan agama dengan kehancuran dunia.
Orang yang menyeru pada perbuatan ma’ruf dan melarang kemunkaran berarti ia berusaha untuk membebaskan dirinya, baik ucapannnya diterima ataupun tidak. Bahkan ada sebuah riwayat yang menyebutkan, bahwa kelak di hari kiamat ada seorang lelaki bergelantung pada lelaki lain yang tidak pernah ia kenal.
Kemudian lelaki itu bertanya: “Ada permasalahan apa antara aku denganmu sedangkan kita tidak pernah mengenal satu sama lain?”lalu lelaki itu pun menjawab: “Engkau pernah melihatku berbuat munkar tetapi engkau tidak mencegahku.”
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits:
مثل القائم على حدود الله , و مثل الواقع فيها كمثل قوم استهموا على سفنة , فأصاب بعضهم أعلاها و بعضهم أسفلها فكان الذين من أسفل إذا استقوا الماء يمرون على من فوقهم فقالوا : لو خرقنا خرقا في نصيبنا و لم نؤذي من فوقنا ؟ فإن تركوهم و ما أرادوا هلكوا جميعا , و إن أخذوا على أيديهم نجوا ونجوا جميعا
Artinya: ”Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan perumpamaan orang yang melanggarnya ibarat sekelompok orang yang berkongsi pada sebuah kapal. Sebagian mereka menempati lantai atas dan yang lainnya menempati lantai bawah. Kelompok yang berada di lantai bawah, apabila mereka ingin menimba air mereka harus melewati orang-orang yang berada di atas mereka.
Lalu mereka bersepakat Bagaimana kalau kita buat satu lubang di satu lubang di bawah kapal untuk mengambil bagian kita, dan kita tidak perlu menyusahkan orang-orang yang di atas?Sekiranya mereka dibiarkan dengan keinginan mereka pasti semuanya akan celaka tetapiapabila mereka yang di atas memberi petunjuk niscaya yang di atas selamat dan seluruhnyapun juga selamat.”
Artinya, orang yang menyeru dan yang melarang ia berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari dosa yang akan Allah swt jatuhkan kepadanya apabila ia berdiam diri dari menyuruh ataupun melarang. Sedangkan jika ia mampu melakukannya, disamping ia mengharap pahala Allah swt dan janji-Nya yang mulia yang Allah swt berikan kepada orang yang menolong agama-Nya.
Sumber: Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 2 karya Al Habib Abdullah bin Alawi Alhadad – Ahmad Yunus Al Muhdhor