Hadits 174
Al-Abbas bin Muhammad ad-Duri mengatakan kepada kami dari Yunus bin Muhammad, dari Fulaih bin Sulaiman, dari Usman bin Abdurrahman, dari Ya’qub bin Abu Ya’qub, dari Ummu al-Mundzir, ia berkata,
“Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah masuk bertamu ke rumahku bersama Ali. Dan kami (saat itu) memiliki pelepah kurma yang tergantung. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersama Ali lalu duduk untuk memakan kurma tersebut. Beliau lantas berkata kepada Ali, ‘jangan ikut makan, wahai Ali, karena sesungguhnya dirimu baru saja sembuh dari sakit.’ Ali pun akhirnya duduk saja, sementara Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam makan. Aku lalu memasakkan roti sya’ir untuk mereka. (Setelah kusuguhkan kepada mereka berdua). Nabi bersabda kepada Ali, ‘Makanan (seperti) ini baru pas (untukmu), karena sesungguhnya makanan ini cocok dengan kondisimu (sekarang).’” (HR. At-Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Hadits 175
Mahmud bin Ghailan menuturkan kepada kami, dari Bisyr bin as-Sari, dari Sofyan, dari Thalhah bin Yahya, dari Aisyah binti Thalhah, dari Aisyah Ummul Mukminin ra., ia berkata,
“Nabi pernah menemuiku seraya bertanya, ‘Apakah kamu punya sesuatu (untuk dimakan)?’ Aku menjawab, ‘Tidak ada.’ Beliau lalu berkata, ‘(Jika begitu, maka) sesungguhnya aku berpuasa.’ Beliau kemudian menemuiku lagi pada hari yang lain. Aku lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya telah dihadiahkan sesuatu untuk kita.’ Lantas beliau bertanya ‘Hadiah apa?’ Aku menjawab, ‘Hais[1].. Beliau berkata, ‘Sesungguhnya diriku pagi ini berpuasa.’ Kemudian beliau memakan hais tersebut[2].” (HR. At-Tirmidzi dan Muslim)
———————-
[1]. Hais adalah paket kurma dengan minyak samin dan keju.
[2]Dalam hadits ini menjelaskan diperbolehkannya tidak menggenapkan niat pada puasa sunnah, dan juga diperbolehkan juga membatalkannya.
Sumber: Kepribadian Rasulullah-Imam at-Tirmidzi