Hadits 141
Muhammad bin Basy-syar mengutarakan kepada kami dari Mu’adz bin Hisyam, dari ayahnya, dari Yunus, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata,
“Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak pernah makan di atas meja, tidak pula dengan piring, dan tidak pernah pula dibuatkan untuknya roti gandum yang lembut.”
Yunus berkata, “Aku lalu bertanya kepada Qatadah, ‘Lantas dengan apa mereka (Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan keluarganya) makan?’
Qatadah menjawab, ‘Di atas lembaran-lembaran[1] ini.'” (HR. at-Tirmidzi dan Bukhari)
Hadits 142
Ahmad bin Mani’ mengungkapkan kepada kami, dari Abbad bin Abbad al-Muhalli, dari Mujalid, dari asy-Sya’bi, dari Masruq, ia berkata,
“Aku pernah masuk (bertamu) ke rumah Aisyah. la lalu mempersilahkanku untuk menyantap hidangan (yaitu daging dan roti). Lantas ia berkata, ‘Aku tidak pemah kenyang dari makanan itu (seperti yang dihidangkan). Aku sebenarnya tidak ingin menangis, tapi akhirnya aku menangis juga.’
Masruq bertanya, ‘Kenapa engkau menangis?’
Aisyah menjawab, ‘Aku ingat keadaan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ketika beliau meninggalkan dunia. Sungguh, beliau tidak pernah kenyang dengan sebuah roti dan daging selama dua kali dalam satu hari.'” (HR. at-Tirmidzi)
Hadits 143
Mahmud bin Ghailan mengungkapkan kepada kami dari Abu Daud, dari Syu’bah, dari Abu lshaq, dari Abdurrahman bin Yazid,
dari al-Aswad bin Yazid, dari Aisyah ra., ia berkata,
“Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak pernah kenyang dari roti sya’ir selama dua hari berturut-turut hingga nyawanya dicabut.” (HR. at-Tirmidzi)
Hadits 144
Abdullah bin Abdurrahman menyebutkan kepada kami dari Abdullah bin Amr Abu Ma’mar, dari Abdul Warits, dari Said bin Abu Arubah, dari Qatadah, dari Anas, ia berkata,
“Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak pernah makan di atas piring, dan tidak pula makan roti gandum halus hingga beliau wafat.” (HR. at-Tirmidzi dan Muslim)
—————————————-
1 Adapun yang dimaksud dengan lembaran di sini adalah semacam kain atau kulit binatang yang ukurannya lumayan luas untuk dibentangkan dan ditaruh makanan di atasnya.
Sumber : As-Syamaa’il al-Muhammadiyah – Imam At-Thirmidzi