Benar, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memang bukti kebenaran! Kendati banyak faktor kelemahan dan kekurangan yang melingkari kehidupan beliau sejak lahir—yatim, miskin, buta huruf, dan lingkungan terbelakang— namun banyak pakar sejarah yang jujur mengakui kebesaran dan keAgungan beliau, walau mereka itu non-Muslim.
Para pakar pendidikan pada umumnya berpendapat, bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh ayah-ibu, sekolah, dan lingkungan …. Akan tetapi itu semua tidak berlaku bagi manusia pilihan Allah, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Allah sendirilah yang mempersiapkan dan mendidik beliau sehingga bebas sama sekali dari semua faktor tersebut. Beliau terhindar dari acuan (pengarahan) ayahnya yang sudah wafat sebelum beliau lahir. Juga terhindar dari acuan ibu. Bukankah beliau dibesarkan jauh dari bundanya? Beliau tidak mengenal baca-tulis dan tidak pernah duduk di bangku sekolah, dan tidak pernah menerima pengarahan dari siapa pun. Allah SWT memang menghendaki beliau terhindar dari pengaruh peradaban apa saja yang mewarnai kepribadiannya. Bukan lain adalah beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sendiri yang menegaskan:
ادبني ربي فأحسن تأديبي
“Allah, Tuhanku, yang mendidikku, maka Dialah yang telah mendidik diriku sebaik-baiknya.” (Hadits)
Ada empat tipe manusia di dalam kehidupan, yaitu pekerja, pemikir, seniman, dan manusia yang jiwanya larut dalam ibadah. Pada diri Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam semua tipe tersebut berpadu dalam bentuk yang amat sempurna. Demikian utuh dan sempurna pribadi beliau sesuai dengan tugas kenabian dan risalah sebagai rahmat bagi alam semesta:
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين
Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta. (QS Al-Anbiya 107)
Selain itu beliau juga ditetapkan oleh Rabbul-alamin sebagai suri teladan bagi seluruh umat manusia:
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الأخر
Pada pribadi Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagi kalian, (dan bagi setiap orang) yang mengharapkan (keridhaan) Allah serta (kebahagiaan hidup) di akhirat. (QS Al-Ahzab 21)
Sumber : Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW karya Al-Ustadz H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini