Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam atas junjungan para rasul, keluarga dan seluruh sahabatnya.
Amma ba’du, ini adalah buku yang diambil dari kitab yang berjudul ar-Rihlah, karya junjungan kami al-imam al-Habib al-‘Arif billah Yusuf bin ‘Abid. semoga Allah memberikan manfaat kepada kita melalui diri dan ilmunya, amin.
Junjungan kami – semoga melalui keberadaannya dan ilmunya yang bermanfaat, Allah memakmurkan panji-panji agama dan menghidupkan sunnah-sunnah datuknya pemimpin para rasul – Yusuf bin ‘Abid yang bernasabkan al-ldrisiy dan berasal dari kota Fas mengatakan bahwa, al-lmam al-Manshurbillah setelah menceritakan tentang kepemimpinan yang dipegang oleh Yahya bin Abdullah bin al-Hasan bin al-Hasan saudara al-lmam Idris di masa Raja Harun ar-Rasyid, beliau berkata:
Idris keluar menuju kota Maroko dengan mengajak saudaranya yang bernama Yahya bin Abdullah untuk mendukungnya (untuk memerangi Abbasiyah).
Beliau adalah seorang yang berada pada puncak ilmu dan wara’ serta mengikuti seluruh saudaranya dalam keutamaan, kezuhudan, kedermawanan, keberanian, dan kemuliaan. Selalu bersama al-Quran, memiliki bacaan yang indah dan suara yang tinggi. Saat beliau mengajak orang untuk memerangi Abbasiyyah di Maroko, sekelompok laki-laki dari Maroko yang telah menunaikan haji dan menziarahi Nabi di tahun peperangan al-Fakhiy mengenalinya. Mereka berkata, “Benar, kami melihat Idris berperang, dan pakaiannya berlumuran darah. Saat itu kami bertanya kepada seseorang, ‘Siapakah orang itu’ Lalu ia menjawab, ‘la adalah Idris bin Abdullah.”
Sebelum sampai di Maroko – ketika mulai banyak orang yang mengenalinya – Harun ar-Rasyid mendengar kabar bahwa Idris sedang menuju ke Maroko, maka ia memerintahkan prajuritnya untuk mencari al-lmam Idris hingga ke Mesir, la berjanji akan menghadiahkan tiga puluh ribu dinar bagi siapa yang dapat mengalahkan Idris. Bagi siapa yang membawanya dalam keadaan hidup, ia akan menghadiahkan lima belas ribu dinar di awal, lalu lima belas ribu dinar sisanya akan diberikan untuk keperluan dan perjalanan mereka pulang.
Maka mereka mencarinya hingga ke Mesir. Pemimpin mesir memberitahu mereka bahwa ada seseorang yang dapat menunjukkan tempat persembunyian Idris. Tetapi pemimpin Mesir itu lalu mendustakan orang tersebut dan berkata, “Ternyata dia adalah pendusta, dan tak ada keraguan dalam hal ini.” Kemudian ia memerintahkan para penjaga dan prajuritnya sendiri untuk mencari Idris . Pemimpin itu berlaku demikian karena sebenarnya ia memiliki tujuan untuk menghalangi mereka menangkap Idris. Kejadian itu terdengar oleh Idris, maka ia segera meninggalkan kota Mesir dengan selamat.
Lalu ketika sampai di Maroko, ia mengajak manusia mendukung gerakannya dan menyuarakan ajakannya:
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang menjadikan pertolongan bagi mereka yang taat kepada-Nya, dan dampak yang jelek bagi mereka yang jauh dari-Nya. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Tunggal dalam keesaan-Nya, yang menunjukkan hal itu dari segala yang tampak melalui keajaiban kebijaksanaan-Nya dan kelembutan aturan-Nya, yang tak dapat difahami kecuali oleh orang-orang yang mengenali-Nya. Shalawat Allah kepada junjungan kami Muhammad, hamba, rasul, dan pilihan-Nya di antara makhluk-Nya. Dia menunjuk, mengangkat, memilih dan meridhainya. Shalawat dan salam Allah kepadanya dan keluarganya.
Amma ba’du, Sesungguhnya aku mengajak kalian menuju kepada kitab Allah dan sunnah nabi-Nya Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Menuju kepada keadilan dalam memimpin, pembagian yang merata, mencegah kezaliman dan menolong mereka yang dizalimi, menghidupkan sunnah dan mematikan bid’ah, serta menjalankan hukum al-Quran kepada yang dekat dan yang jauh.
Ingatlah dan takutlah kepada Allah, atas kerajaan yang dihancurkan, amanat yang dikhianati, perjanjian dengan Allah yang dilanggar, dan anak-anak nabi-Nya yang dibunuh. Aku mengingatkan kalian kepada Allah atas janda-janda yang dilalaikan, batasan-batasan hukum yang diremehkan, dan darah yang dicecerkan tanpa hak kebenaran. Mereka telah melempar al-Quran dan Islam, hingga tak tersisa dari Islam dan al-Quran kecuali gambaran saja.
Ketahuilah wahai hamba Allah, hal-hal yang termasuk diwajibkan oleh Allah atas orang-orang yang taat lagi bersungguh-sungguh terhadap orang-orang yang memusuhi dan bermaksiat kepada-Nya, adalah tangan dan lisan mereka. Yaitu lisan yang menyeru kepada Allah dengan nasehat yang baik dan menganjurkan agar taat kepada Allah, dan bertaubat dari dosa, yaitu dengan kembali kepada Allah, menyesal, dan membenci apa yang dibenci oleh Allah. Saling berwasiat dalam kebenaran, kejujuran, kesabaran, rahmat, belas kasih, dan saling mencegah dari seluruh perbuatan maksiat kepada Allah. Mengajari dan mendorong mereka dalam menyambut Allah dan Rasul-Nya hingga tertembus mata hati mereka, sempurna dan serempak ucapan serta bersatu hati mereka. Jika mereka bersatu dalam menolak orang yang berbuat kerusakan, mengadili pelaku kezaliman, menundukkan pemberontak dan penentang, maka mereka telah menampakkan dakwah, mengajak hamba menuju ketaatan kepada Tuhan mereka, mencegah para penindas melakukan hal-hal yang diharamkan Allah, dan menghalangi seseorang berbuat maksiat. Sesungguhnya perbuatan maksiat itu menghancurkan dan membinasakan pelakunya sendiri. Janganlah engkau berputus asa atas mereka yang meninggikan kebenaran dan menampakkannya, hanya karena penolong mereka yang sedikit. Sebab sesungguhnya hal itulah yang didapati oleh Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan para Nabi pada permulaan dakwah mereka. Lalu mereka diperbanyak jumlahnya setelah sedikit, dan dimuliakan setelah dihinakan. Dalil yang nyata dan bukti yang jelas atas hal ini adalah firman Allah Swt:
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.” (Qs. Ali Imran: 123). Allah juga berfirman, “Sesungguhnya Allah akan menolong mereka yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Al-Hajj: 40).
Allah menolong Nabi-Nya dan memperbanyak tentara beliau, mengunggulkan pengikutnya dan menepati janji-Nya. Semua itu sebagai balasan dan pahala dari Allah Swt karena keutamaan beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan sifatnya yang selalu mendahulukan ketaatan kepada Tuhannya. Juga karena belas kasih dan sayangnya terhadap hamba Tuhan, mendirikan tanggung jawabnya dengan adil dan tepat pada seluruh makhluk-Nya dan dalam melawan para musuh-Nya. Begitu pula disebabkan kezuhudannya dari apa-apa yang dijauhinya dan semangatnya mendapatkan hal-hal yang diinginkannya, serta pergaulan baiknya terhadap para sahabatnya dan akhlaknya yang mulia, seperti adab yang diajarkan dan diperintahkan Allah kepadanya. Dan kepada seluruh hamba-Nya agar mengikuti dan menapaki jalannya, serta mengikuti petunjuknya dan berjalan di bekas tapaknya. Jika mereka melakukan semua itu, maka Allah akan menepati apa yang dijanjikan kepada mereka. Hal itu seperti yang disebutkan dalam firman Allah Swt, “Jika kalian menolong (agama) Allah, maka Dia akan menolong kalian dan akan meneguhkan kaki-kaki kalian.” (Qs. Muhammad: 7). Allah Swt berfirman, “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran” (Qs. al-Maidah: 2). Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, dan berbuat kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat dan melarang dari perbuatan keji, munkar, dan zalim” (Qs. an-Nahl; 90). Seperti halnya pula Allah memuji mereka dalam firman-Nya, “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada kebaikan, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah’ (Qs. Ali Imran: 110). Allah Swt berfirman, “Laki-laki yang beriman dan para wanita yang beriman, sebagian dari mereka itu adalah pelindung bagi sebagian yang lain” (Qs. at-Taubah:71).
Sumber: Perjumpaan Yusuf bin ‘Abid dengan syaikh Abu Bakar bin Salim