Berangkatlah aku bersama para pengunjung yang lain dalam jumlah yang banyak menuju kepada asy-Syaikh Abubakar bin Salim. Mereka keluar dari lembah Baihan dan memilki nazar kepada asy-Syaikh Abubakar bin Salim. Antara Syabwah dan Baihan berjarak jauh sekali. Para pengunjung yang berjalan bersamaku bergaul denganku dengan cara yang tidak ramah. Seperti yang disebut Allah dalam firman-Nya menceritakan Yusuf as.:
“dan mereka merasa tidak tertarik hatinya (kepada Yusuf dan menjualnya dengan harga murah)” (Qs.Yusuf[12]: 20)
Namun ketika aku sampai di rumah asy-Syaikh Abubakar bin Salim yang terkenal di desa *lnat, orang-orang di sana bersikap ramah terhadapku, berbeda dengan apa yang diperbuat oleh para peziarah itu kepadaku. Aku duduk di majelis mereka selama delapan hari. Lalu aku bercerita kepada beliau sebab kedatanganku kepadanya. Aku bercerita tentang seseorangyangberkelilingdiataskepalakudi mimpiku setelah lenyapnya hafalanku dan terkuncinya lisanku. Berdasarkan ucapan asy-Syaikh Yusuf ad-Dadasiy yang tinggal di kota Maknas, aku berkata kepadanya, “Tak ada yang menunjukkanku kepadamu kecuali asy-Syaikh al-Mahalliy orang India itu. la mengatakan bahwa kau telah berkata kepadanya ‘Telah dijanjikan kepadaku datangnya seorang anak syarif yang belajar di kota Fas’. Jika aku adalah muridmu itu, maka aku telah datang kepadamu. Jika aku bukan muridmu, maka Allah telah menampakkan aku kepadamu, maka tunjukkan kepadaku siapakah Syaikh yang akan membimbingku. Sesunguhnya al-Bakriy mengatakan kepadaku bahwa aku adalah muridmu, la mengatakan kepadaku bahwa dirinya bukan Syaikh pem-bimbingku.” Maka asy_syaikh menjawabku dengan jawaban yang sesuai dengan kondisiku di waktu itu. Lalu aku berdiam di tempatnya selama delapan hari dan beliau membimbingku di tempat itu.
Masuknya aku ke rumah beliau adalah pada tanggal dua belas Rabi’ats-Tsaniy di tahun sembilan puluh dua abad kesepuluh. Setelahaku menghabiskan waktu di sisinya, aku berjalan dari tempatnya menuju ke kota Saba bersama kafilah.
Sebagian orang dekatnya mengatakan kepada seseorang yang menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar asy-Syaikh Abubakar bin Salim mengatakan kepadanya, “Syarif yang aku sampaikan kepada kalian kedatangannya, telah datang bersama para pengunjung ini. Ketika aku mendengar dari asy-Syaikh hal itu maka aku menangis karena aku tahu waktu kematian asy-Syaikh telah dekat. Agar aku mengetahui syarif yang disebutkannya, asy-Syaikh berkata,’Dia akan datang kepadaku.”
Saat itu aku kembali kepadanya dari kota Ma’arib dan aku bertemu dengan orang-orang Hadramaut yang mendapatkan khirqah dan lain-lainnya dari asy-Syaikh. Mereka mendatangiku karena mereka mendengar dari asy-Syaikh bahwa beliau menyebutku sebelum aku sampai kepadanya dan setelah sampai kepadanya. Beliau berkata, “Dia adalah syarif yang aku sampaikan kepada kalian tentang kedatangannya.” Sebab itu penduduk di daerah itu semakin mencintai dan menginginkanku. Akhirnya aku berdiam di tempat mereka selama lima belas hari. Dari tempatnya aku pergi ke desa Yasybam. Lalu aku berpuasa Ramadhan di tempat seorang syaikh di daerah itu yang bernama Ubaid bin Abdulmalik. Lalu aku pulang menuju ke asy-Syaikh dengan isyarat darinya, yaitu akan berpulangnya beliau kepada Tuhannya. Kemudian pada tanggal lima atau enam bulan Dzul hijjah aku masuk ke rumahnya. Ketika aku masuk dan berhadapan dengannya, beliau berkata:
“Inilah barang-barang kita dikembalikan kepada kita.” (Qs. Yusuf (12): 65)
“Engkau kebingungan terhadapku wahai Yusuf, aku adalah ayah ruhmu, sedangkan ayahmu adalah ayah jasadmu. Demi Allah, aku telah melihatmu di sulbi ayahmu *Abid, dan aku hadir saat kau dilahirkan.” Setelah aku, datang dua orang. Satu orang dari Romawi bernama Syukru dan seorang syarif husainiy (keturunan Husain) yang datang dari sebuah tempat belakang sungai.
Sumber: Perjumpaan Yusuf bin ‘Abid dengan syaikh Abu Bakar bin Salim