Berkata syaikh, fakih, yang alim lagi terpercaya, ahli ibadah, berbakti, duta Allah, sang penziarah, yang memuliakan agama, yang bergantung kepada Allah dalam perjalanannya, Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim bin Al-Lawati Ath-Thanji yang terkenal dengan sebutan Ibnu Bathuthah —Semoga Allah menganugerahkan rahmat, ridha, dan kemuliaan kepadanya-:1
Segala puji hanya milik Allah yang telah menundukkan bumi bagi para hamba-Nya, agar mereka mengarungi berbagai jalan dan lembah yang ada di dalamnya. Dijadikan-Nya bumi ini sebagai asal penciptaan manusia, tempat kembalinya, serta tempat ia dikeluarkan untuk kedua kali. Dengan kekuasaan-Nya, Dia membentangkan bumi dan jadilah bumi tersebut sebagai alas tidur bagi manusia. Dia mengokohkan bumi dengan gunung-gunung yang besar, dan menegakkan di atasnya langit tak bertiang. Dia menerbitkan bintang-bintang sebagai petunjuk arah bagi manusia ketika mengarungi gelapnya daratan dan lautan. Dia menjadikan bulan sebagai cahaya dan matahari laksana pelita. Kemudian, Dia menurunkan air hujan dari langit, dan menghidupkan bumi yang mati dengannya, serta menumbuhkan beraneka ragam buah di atasnya. Dia menciptakan di atas bumi beragam tumbuhan, mengeluarkan dari dua laut air yang jernih-segar serta air yang sangat asin.
Bathuthah mendiktekan kisah perjalanannya kepada Muhammad bin Muhammad bin Juzai. Redaksi kalimat yang berbunyi ‘Telah berkata Syaikh AI-Faqih, yang alim lagi terpercaya, ahli ibadah, berbakti” dan seterusnya adalah kalimat yang ditulis sendiri oleh Muhammad bin Muhammad bin Juzai untuk memulai kisah yang dituturkan oleh Ibnu Bathuthah.
Shalawat semoga senantiasa tercurah kepada panutan dan junjungan kita, Muhammad ﷺ, yang telah menjelaskan jalan hidup bagi segenap makhluk, yang cahaya petunjuknya bersinar dengan sangat terang, yang diutus Allah sebagai pembawa rahmat kepada alam semesta, yang dipilih Allah sebagai nabi terakhir, yang pedang tajamnya menaklukkan kaum musyrikin sehingga manusia masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong. Allah menguatkan misi kenabiannya dengan mukjizat yang luar biasa. Allah menjadikan makhluk-makhluk berbicara untuk membenarkan kebenarannya, dan menghidupkan dengan dakwahnya kemuliaan masa lalu. Allah mengeluarkan dari jari-jari Nabi ini air yang deras.
Semoga Allah memberikan ridha-Nya kepada orang-orang yang mendapatkan kemuliaan karena mengikuti beliau, baik mereka itu dari kalangan sahabat, keluarga, maupun istri beliau, yang menjaga nilai-nilai agama sehingga tidak ada lagi kesesatan jika mengikuti mereka. Mereka adalah orang-orang yang selalu menyertai nabi dalam melawan musuh. Mereka selalu mendukung beliau untuk menampakkan kebenaran millah (agama) yang suci. Mereka menjalankan semua perintah agama, hijrah, memberi pertolongan, dan membuat tempat perlindungan. Mereka menceburkan diri dalam hal-hal yang berbahaya dan menantang samudera kematian dalam rangka menolong agama Allah.
Semoga Allah menganugerahkan karunia-Nya kepada imam kita, sang khalifah pemimpin kaum beriman, yang bertawakal kepada Allah Tuhan alam semesta, sang mujahid di jalan Allah yang dikuatkan dengan pertolongan-Nya, yang bernama Abu ‘Inan Faris, imam yang diberi petunjuk, Khulafa rasyidin (istilah khusus untuk khalidah “yang 4”). Semoga Allah memberinya pertolongan yang menyebabkan dunia dan penghuninya selalu dalam kedamaian dan kebahagiaan yang menjadi obatnya zaman, sebagaimana Dia telah memberinya kekuatan (yang menundukkan kaum zhalim) dan kedermawanan (yang selalu mengalir pada kaum yang membutuhkan). Semoga Allah menjadikan pedang dan kedermawanan Abu ‘Inan Fans sebagai jalan keluar dari masalah-masalah rumit.
1 Dalam kata pengantar yang saya tulis pada bagian awal buku ini, saya telah mengatakan bahwa Ibnu
Sumber : RIHLAH IBNU BATHUTHAH Penulis: Muhammad bin Abdullah bin Bathuthah