Aku menuju kota Asymunm “kota delima” Ar-Rumman. Aku menyebutnya “kota delima” karena banyak sekali buah delima di sana. Dan sana, buah delima dijual di Mesir. Asymun adalah kota tua-besar di salah satu teluk Nil. Ia memiliki jembatan kayu tempat menambatkan perahu-perahu. Jika waktu ashar tiba, jembatan kayu itu diangkat, sehingga memungkinkan perahu-perahu berlalu lalang.
Dari Asymun aku menuju kota Samannud. Kota ini terletak di tepian sungai Nil. Pantai Nil di bagian kota ini penuh dengan kapal-kapal. Pasar-pasar dibangun dengan sangat bagus. Jarak antara kota ini dengan Mahallah Kubra kurang lebih sejauh tigafarsakh. Dari kota ini aku mengarungi sungai Nil menuju Mesir, pada jalur yang menghubungkan Mada’in dengan desa-desa yang sangat tertib, yang saw sama lain saling tersambung.
Orang yang mengarungi sungai Nil tidak perlu membawa bekal makanan berlebih, karena ia bisa turun ke darat kapan saja, untuk wudhu, shalat, membeli bekal makanan, atau hal-hal lain. Pasar-pasar dibangun saling berkaitan mulai dari kota Iskandariyah sampai Kairo.
Aku sampai di kota Kairo yang merupakan pusat negeri, dan negeri Firaun yang memiliki bangunan-bangunan kuat, yang memiliki wilayah yang sangat luas dengan rumah-rumah tinggi nan indah dan enak dipandang. Kota Kairo merupakan pusat kegiatan ekspor-impor, tempat transit bagi para pelancong kaya dan miskin. Di kota Kairo, apa saja dapat Anda jumpai, pandai-bodoh, gemuk-kurus, mulia-hina, kebaikan-kejahatan. Air lautnya bergelombang seiring dengan gerak penduduknya, dan wilayah yang demikian luas menjadi sempit dengan populasi penduduknya yang mulai padat.
Kairo menaklukkan bangsa-bangsa. Para penguasanya mungkin datang dari kalangan Arab atau non-Arab. Sungai Nil menjadi simbol kota dan memang memainkan peranan sangat penting bagi warganya. Hujan semakin menambah kaya. Seorang pelancong hebat butuh waktu saw bulan untuk mengelilingi seluruh wilayahnya. Tanah mulianya memberikan hiburan bagi orang asing yang kesepian.
Ibnu Juzai berkata: Tentang Mesir seorang penyair berkata:
Sungguh, Mesir buhanlah sebuah nama negeri
la adalah surga dunia bagi yang bisa melihat
Penduduknya bah malaihat dan bidadari
Taman-tamannya adalah firdaus
Dan Nil adalah telaga hautsar
Menurut cerita, Mesir memiliki 12.000 petugas pensuplai air. Di sungai Nil, terdapat 36.000 kapal milk raja atau rakyat. Kekayaan Mesir ini juga menetes ke kota sekitarnya, Iskandariyah dan Dimyath. Di sudut pantai Nil, pada letak yang mengarah ke Mesir, terdapat sebuah tempat yang bernama Raudhah (taman) yang menjadi tempat pelesiran dan santai. Selain Raudhah, Mesir memiliki banyak taman yang indah. Ya, penduduk Mesir memang gemar bersantai dan bersenang-senang. Aku menyaksikan luapan kegembiraan saat kesembuhan Raja Al-Malik An-Nashir yang terluka tangannya. Para pedagang di pasar menghias toko mereka dan mengenakan busana sutera. Luapan kegembiraan ini berlangsung selama beberapa hari.
————-
30 Asymun adalah kota tua-kuno, penduduknya hidup sejahtera, salah satu distrik Shaid Adna yang terletak di barat Sungai Nil, dan memiliki kebun-kebun yang ditanami pohon kurma. Mft jam Al-Muldan, jilid 1, hltn. 200
Sumber : RIHLAH IBNU BATHUTHAH Penulis: Muhammad bin Abdullah bin Bathuthah