Kemudian ia mengarahkan perjalanannya menuju negeri ini, karena ia tahu penguasanya memberikan bantuan tanpa syarat dan tanpa pengecualian. Ia melipat bagian Timur bumi menuju tempat terbit purnamanya di Barat. Ia memilih negeri ini di atas negeri-negeri lain, setelah memilih-milih sekian lama dengan membandingkan berbagai negeri dan penduduknya. Pilihannya ini juga dikarenakan ingin bertemu dengan kelompok manusia utama yang memberinya banyak kebaikan. Keadaan yang dialaminya sekarang serta panjangnya perjalanan tidak membuatnya lupa akan masa lampau. Menjadi biasalah segala apa yang oleh orang lain dianggap sebagai hal yang luar biasa. Ia mendapatkan apa yang oleh kebanyakan orang hanya dimimpikan. Ia mendapatkan lahan yang subur setelah lama hilir-mudik dan berlalu-lalang.
Ia melaksanakan bisikan yang mulia untuk mengisahkan dan mendiktekan apa yang dilihatnya di sepanjang perjalanan di seluruh belahan bumi dan tentang kabar-kabar ajaib. Ia menyebutkan para raja, ulama dan wali yang ditemuinya. Ia mendiktekan perjalanan hati, keindahan segala yang didengar dan dilihatnya. Perintah datang kepada pelayan mereka, yang setia duduk di pintu untuk melayani mereka. Muhammad bin Muhammad bin Juzai Al-Kalbi,2 semoga Allah memberinya pertolongan dikarenakan ia telah menjadi pelayan mereka. Semoga Allah memberikan pertolongan kepadanya dalam menghimpun apa yang didiktekan oleh Syaikh Abu Abdullah dalam sebuah kitab yang mengandung banyak manfaat, yang menyempurnakan tercapainya maksud, yang memilah-milah kalam dengan maksud menjelaskan agar pembacanya dapat menikmati tulisanya ini. Selain itu, agar mutiaranya bisa didapatkan setelah ia dipisahkan dari tanah.
Aku segera melaksanakan perintah dengan pertolongan Allah agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Aku memindahkan makna yang bersumber dari ucapan Syaikh Abu Abdullah Ibnu Bathuthah dengan kata-kata yang sepadan dengan maksud beliau, disertai dengan penjelasan tentang sisi-sisi yang dimaksudnya. Barangkali, aku memilih kata yang sesuai dengan maksud beliau, sehingga aku tidak melenceng dari asal maupun cabang. Aku tuliskan di sini hikayat dan berita apa adanya, aku tidak memaksa diri untuk mencari tahu hakikat yang sebenarnya atau menguji kebenarannya. Aku lengkapi nama-nama tempat dan pemimpin dengan yakal (tanda baca), agar lebih mudah dibaca. Jika dimungkinkan, aku memberikan penjelasan terhadap beberapa nama ajam (asing), karena ke-ajam-an itu akan membuat rancu bagi beberapa kalangan. Kalau hal ini tidak dilakukan, orang akan salah dalam memahami maksud sebenarnya.
Aku berharap, apa yang aku maksud akan sampai pada tujuannya yang tertinggi. Semoga Allah menguatkan karya ini dengan menerimanya, mengantarkannya pada tujuan meski ada kekurangan di sana-sini.
Sesungguhnya kebiasaan orang-orang dalam memaafkan adalah indah. Kemuliaan mereka menjadi jaminan untuk memberikan maaf. Semoga Allah Ta’ala melanggengkan tradisi menang dan kuat dalam diri mereka. Semoga Allah memberi mereka pengetahuan akan kekuatan dan kemenangan yang nyata.
—
1. penduduk Granada. Dilahirkan di Granada tahun 721 H/ 1321 M. la telah piawai menulis syair dan natsr (prosa) di usianya yang masih belia. Raja Abu Al-Hajjaj Yusuf bin Al-Ahmar An-Naslui memilihnya untuk menjadi salah satu sekretaris kerajaan. Kemudian raja mencambuknya meski ia tidak melakukan kesalahan apa pun. Kemudian, ia meninggalkan Andalusia dan pindah ke negeri Maghrib. Di sana, ia menetap di kota Fes dan mengabdi para Raja Al-Mutawakkil Alallah Abu Iran Al-Marini. Ia meninggal di Fes tahun 757 H/ 1356 M.
2 Dia adalah Abu Abdullah, seorang penyair, salah satu penulis di kantor kerajaan. Dia berasal dan Andalusia,
Sumber : RIHLAH IBNU BATHUTHAH Penulis: Muhammad bin Abdullah bin Bathuthah