Para Sekretaris Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
Para sekretaris yang menangani penulisan surat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam adalah: Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan Ali—radhiyallahu’anhum (empat orang sahabat Nabi yang kemudian menjadi empat khulafa’ar-rasyidun), Thalhah bin ‘Ubaidillah, Zubair bin Awwam, ‘Amir bin Fuhairah, Abdullah bin al-Arqam, Ubay bin Ka‘ab, Tsabit bin Qais bin Syammas, Khalid bin Sa‘ad, Hanzhalah bin ar-Rabi‘, Zaid bin Tsabit, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Syarahbil bin Hasanah, al-‘Ala’ bin al-Hadhrami, Khalid bin al-Walid, al-Mughirah bin Syubah, Abdullah bin Rawahah dan Hudzaifah bin al-Yaman. Di antara mereka, yang paling tetap dan khusus adalah Mu‘awiyah bin Abi Sufyan dan Zaid bin Tsabit.
Sebagian Surat-surat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
Dalam surat yang dikirimkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam kepada Kaisar Romawi, Heraclius, beliau berkata:
Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad Rasulullah kepada Heraclius, Kaisar Romawi. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk yang benar (al-huda). Amma badu, aku menyeru Anda supaya menyambut baik dakwah (ajakan) Islam. Peluklah Islam, Anda akan selamat dan Allah akan memberi Anda dua imbalan. Apabila Anda menolak, Anda akan memikul dosa kaum Arisiyyin. Wahai Ahlul Kitab, marilah sepakat pada satu kalimat, yakni: kita tidak menyembah selain Allah, dan kita tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Tidak juga sebagian dari kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah (Muslimun).’
Dalam surat yang dikirimkan kepada Najasyi, beliau menulis:
- Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi, Raja Habasyah (Ethiopia). Amma ba‘du untuk Anda saya panjatkan puji syukur kepada Allah yang tiada tuhan selain Dia, Maharaja, Mahasuci, Mahasejahtera, Maha Pemberi keselamatan (keamanan), Maha Pemelihara. Aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam Perawan suci yang baik dan menjaga kehormatannya. Ia lalu hamil mengandung ‘Isa, lalu Allah menciptakannya dari Ruh-Nya dan meniupkannya, sebagaimana Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya. Saya mengajak Anda untuk menyembah Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Saya juga menyeru agar senantiasa memelihara ketaatan kepada-Nya, dan agar Anda mengikuti serta mengimani apa yang telah datang kepadaku, karena sungguh saya adalah utusan Allah (Rasulullah). Dan sungguh saya menyeru Anda serta semua bala tentara Anda kepada Allah. Sungguh saya telah menyampaikan dan saya telah menasihati. Terimalah nasihat saya. Dan saya telah mengutus putra pamanku, Ja‘far, dan beberapa orang kaum Muslim. Keselamatan dan kesejahteraan bagi orang yang mengikuti petunjuk yang benar.
Usai membaca surat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang diserahkan oleh ‘Amr bin Umayyah adh-Dhamiri, Najasyi berkata, “Aku bersaksi, demi Allah, bahwa dia (Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam) adalah seorang Nabi tuna aksara (ummi) yang sedang dinantikan oleh Ahlul Kitab. Musa memberi kabar gembira bahwa dia (Nabi tuna aksara) itu menunggang keledai sebagaimana kabar gembira yang dikabarkan ‘Isa bahwa dia menunggang unta.” Setelah mengucapkan kalimat itu Najasyi lalu menulis surat jawaban kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.:
Bismillahirrahmanirrahim. Kepada Muhammad Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dari Najasyi Ashhamah. Salam sejahtera bagi Anda, wahai Rasulullah, juga rahmat serta berkah Allah, Yang tiada tuhan selain Dia dan yang menunjukiku kepada Islam. Amma ba‘du. Wahai Rasulullah, surat Anda telah saya terima. Sungguh, demi Penguasa langit dan bumi, kabar Anda tentang ‘Isa tidak lebih dari apa yang telah Anda sebutkan.
Selanjutnya Najasyi menulis:
Kami sudah memahami apa yang Anda sampaikan. Karena itu saya bersaksi bahwa Anda adalah Rasulullah, seorang yang jujur dan terpercaya. Saya membaiat Anda dan membaiat anak paman Anda, dan menyatakan keislaman saya di hadapannya. Saya mengutus putra saya untuk menemui Anda. Tetapi jika Anda menghendaki agar saya datang sendiri, sungguh saya akan melakukannya wahai Rasulullah, karena saya bersaksi bahwa apa yang Anda katakan adalah benar. Wassalamu ‘alaika wa rahmatulahi wa barakatuhu.
Dalam surat yang dikirimkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam kepada Kisra (Maharaja Persia), beliau menulis:
Bismillahirrahrnanirrahim. Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra, Maharaja Persia. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk yang benar, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah Yang Mahaesa dan tiada sekutu bagi-Nya. Saya menyeru Anda dengan seruan Allah. Sungguh saya adalah utusan Allah kepada segenap manusia untuk memberi peringatan kepada orang- orang yang hidup dan mengabari akan datangnya siksa bagi orang-orang yang mengingkari Allah (orang-orang kafir). Peluklah Islam, Anda tentu selamat, dan jika berpaling, Anda akan memikul dosa orang-orang Majusi (kaum penyembah api).
Surat itu dikirim melalui utusan ‘Abdullah bin Hudzaifah as-Sahmi. Ketika Kisra membaca surat itu, dia merobeknya. Ketika mendengar laporan itu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berucap, “Allah akan merobek-robek kerajaannya hingga hancur lebur!”
Di dalam kitab Al-Amwal yang ditulis oleh Abu ‘Ubaid bin ‘Umair bin Ishaq disebutkan: “Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menulis surat kepada Kisra dan kepada Kaisar. Kisra merobek surat beliau setelah membacanya, sedangkan Kaisar setelah membaca surat itu kemudian melipat dan menyimpannya. Berkaitan dengan kejadian itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berucap, “Mereka (Kisra dan bangsawan-bangsawan sekitarnya) merobek-robek (surat itu), sedangkan mereka (Kaisar dan bangsawan- bangsawan sekitarnya) menyimpannya.” Sebuah riwayat menuturkan bahwa ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mendengar laporan tentang jawaban Kisra, beliau berucap, “Allah akan merobek-robek kerajaannya!” Dan ketika beliau mendengar jawaban Heraclius, beliau berucap, “Kerajaannya akan tetap.