Senjata Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai 9 buah pedang: pedang yang dinamai Ma’tsur adalah pedang pertamanya. Pedang yang dinamai Dzulfiqar termasuk harta rampasan perang dari Perang Badr, yang dulunya kepunyaan Bani al-Hajjaj as-Sahmiyyin. Beliau mimpi melihat seekor lalat kabur menghilang. Mimpi itu ditakwilkan sebagai suatu kekalahan, dan terbukti pada Perang Uhud.
Pedang-pedang yang lain dinamai al-Battar yang berarti pemenggal, al-Hatf yang berarti maut, al-Mukhdzim yang berarti sama dengan al-Battar, yaitu pemenggal, ar-Rasub yang berarti hunjaman, juga ada yang bernama al-‘Adhab, pemberian Sa‘ad bin ‘Ubadah. Pedang yang lain dinamai al-Qadhib yang berarti lembut, yakni yang terhalus di antara pedang-pedang yang lain. Kemudian al-Qal‘i yang diperoleh dari sebuah benteng terletak di tengah sahara. Anas bin Malik radhiallahu anhu mengatakan bahwa pegangan pedang Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berlapis perak. Masih ada dua belah pedang lainnya yang tanpa nama.
Beliau mempunyai empat buah tombak. Ada yang mengatakan bukan empat, melainkan lima buah. Yang pertama beliau namai al-Matswa karena hunjamannya sungguh mantap dan tepat sasaran. Yang kedua dinamai al-Mutsni. Yang ketiga sebuah tombak pendek dinamai an- Nab‘ah. Tombak yang berukuran besar dinamai al-Baidha’. Yang lain lagi adalah senjata berbentuk seperti tongkat, dinamai al-Anzah. Tongkat ini bagian ujungnya terbuat dari besi runcing semacam ujung tombak. Beliau selalu membawanya pada waktu ‘Idul Adha dan ‘Idul Fitri. Sebelum shalat, tombak itu ditancapkan di tanah sebagai penyekat. Ada kalanya beliau membawanya ketika berjalan.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai 7 buah baju besi. Masing- masing beliau namai: Dzdtal-Fudhul, Dzat-al-Wisyah, Dzat al-Hawasyi, as-Sa’diyyah (diambil dari nama tempat), Fidhdhah, al-Batra’ (karena ukurannya pendek) dan al-Khirniq, diambil dari nama anak kelinci.
Dalam Perang Badr dan Perang Hunain beliau memakai Dzat al-Fudhul. Konon beliau mempunyai baju besi yang pada zaman dahulu pernah dipakai oleh Nabi Dawud a.s. ketika berperang dan membunuh Jalut. Beliau juga mempunyai mighfar (pelindung kepala dari besi) yang beliau namai as-Sabugh, dan yang lainnya beliau namai al-Mausyah.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai enam buah panah. Masing- masing bernama, az-Zaura’, ar-Rauha’, ash-Shafra’, asy- Syauhath, al-Katum dan as-Sadad. Konon masih ada sebuah lagi, yaitu al-Baidha’. Selain itu beliau juga mempunyai sebuah jabah (tempat anak panah), yaitu al-Kafur. Beliau mempunyai sebuah sabuk (semacam ikat pinggang lebar) terbuat dari kulit.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai beberapa buah perisai. Ada yang dinamai az-Zaluq. Diberi nama demikian karena dapat membuat pedang musuh meleset. Perisai yang kedua dinamai al-Fatq, dan ada perisai hadiah dari seseorang, pada perisai itu ada gambar sebuah patung. Beliau menghapus gambar patung itu dengan mengusapkan telapak tangannya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai pelindung kepala lain yang terbuat dari kuningan. Beliau menamainya al-Muwasysyah. Ada lagi pelindung kepala yang dinamai as-Sabugh atau Dzu as-sabugh.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam juga mempunyai panji (bendera perang). Yang satu berwarna hitam, disebut dengan nama al-‘Uqab, dan yang lain berwarna kuning, yaitu sebagaimana disebut di dalam Sunan Abu Dawud.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai tongkat yang bagian atasnya melengkung, yang panjangnya sehasta. Beliau selalu membawanya dan pada waktu menunggang unta, tongkat itu dicantelkan di lengan. Selain itu beliau juga mempunyai tongkat lain yang agak panjang, yang selalu digunakan untuk bersandar pada saat sedang berdiri. Tongkat ini dinamai al-‘Urjun. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam juga mempunyai tongkat pendek terbuat dari kayu disebut al-Mamsyuq. Konon tongkat pendek itu secara estafet dipakai oleh empat orang Khulafa’ ar-Rasyidun (Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan Ali bin Abi Thalib—radhiyallahu’anhum).
Pakaian dan Perkakas Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam wafat meninggalkan dua baju habrah (semacam baju kehormatan), sehelai kain sarung buatan Yaman, dua baju shahari (baju yang lazim dipakai di padang pasir), satu baju lainnya yang kainnya ditenun tipis, satu jubah buatan Yaman, satu baju berwarna hitam persegi empat, satu kisa’ (baju amat longgar berwarna putih), beberapa kopiah kecil dan satu helai selimut.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai sebuah wadah cermin khusus, sisir terbuat dari gading, gunting dan siwak (semacam sikat gigi).
Beliau mempunyai kasur terbuat dari kulit berisi serabut, sebuah qadah (mangkuk) pegangannya berlapis perak, dan dua qadah lainnya masing-masing disebut ar-rayyan dan mughits. Beliau juga mempunyai mikhdhab (sejenis wadah) terbuat dari tembaga sebagai alat untuk membuat inai (pacar) dan katm (semacam ramuan basah untuk menyejukkan kepala bila terasa panas). Beliau juga mempunyai taur (wadah terbuat dari batu), sebuah cawan terbuat dari kulit (rakwak), sebuah gelas keramik, sebuah wadah air untuk mandi terbuat dari kuningan, sebuah bokor disebut al-ghira dan sebuah takaran yang digunakan untuk menakar gandum waktu berzakat fitrah, dan sebuah mudd (timbangan untuk menimbang gandum).
Beliau mempunyai sebuah tempat tidur. Kaki-kakinya terbuat dari kayu keras. Beliau juga mempunyai qathifah (alas duduk terbuat dari beludru, permadani), sebuah cincin perak berukir kalimat “Muhammad Rasulullah.” Konon cincin itu terbuat dari besi bersepuh perak, hadiah dari Najasyi. Selain itu beliau juga mempunyai dua pasang khuf (semacam sepatu terbuat dari kain tebal atau kulit) sederhana. Kisd’ (pakaian sangat longgar) berwarna hitam serta sorban yang juga berwarna hitam yang diberi nama sahab, beliau berikan kepada ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu. Konon pernah terjadi, pada suatu hari ketika beliau melihat ‘Ali datang memakai sorban hitam, beliau berkata kepada para sahabat: “Ali datang kepada kalian dengan memakai sahab.” Beliau mempunyai juga dua pakaian khusus untuk shalat Jumat. Beliau juga mempunyai sehelai sapu tangan. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mempunyai jubah sutra, jubah thayalisah (semacam baju toga) dan jubah lain yang dipakai untuk peperangan.
segala sesuatu ttg Rasulullah SAW selalu menarik untuk dibaca