Mukjizat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
Salah satu mukjizat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam adalah Alquran al-Karim, dan ini merupakan mukjizat terbesar. Mukjizat yang lain adalah: pembedahan dada beliau oleh Malaikat; Isra’ mi‘raj; kabar beliau (kepada kaum Quraisy) tentang Bait al-Muqaddas; bulan terbelah dua; peristiwa yang terjadi ketika beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam keluar rumah berangkat hijrah (ketika itu kaum Musyrik Quraisy bersepakat untuk membunuh beliau. Pada saat itu beliau keluar dari rumah, mereka yang mengepung beliau semuanya mengantuk hingga beliau dengan leluasa dapat melewati mereka). Dalam Perang Badr beliau mengambil segenggam pasir lalu dilemparkan ke arah pasukan musuh, sehingga setiap musuh yang terkena butiran pasir jatuh terjungkal dan mati. Demikian pula yang beliau lakukan pada Perang Hunain sehingga musuh berhasil dikalahkan. Ketika Suraqah bin Malik mengejar beliau dalam perjalanan hijrah ke Madinah, kaki kuda yang ditungganginya terperosok ke tanah dan teijepit di dalamnya. Kambing betina milik Ummu Ma‘bad yang belum pernah kawin, ketika teteknya diusap-usap Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam., tiba-tiba dapat mengeluarkan susu demikian banyak untuk diminum rombongan beliau bersama Ummu Ma’bad. Bahkan dapat mengisi penuh qirbah (wadah air terbuat dari kulit) untuk bekal melanjutkan perjalanan ke Madinah. Terkabulnya doa beliau ketika memohon kepada Allah agar agama Islam diperkuat dengan masuknya ‘Umar bin al-Khaththab radhiallahu anhu Terkabulnya doa beliau ketika memohon kepada Allah agar Ali bin Abi Thalib disembuhkan dari penyakit mata dan dikebalkan badannya dari gangguan udara panas dan dingin. Seketika itu juga doa beliau terkabul dan Ali dapat memimpin pasukan bersenjata dalam Berang Khaibar melawan Yahudi. Dalam suatu peperangan, mata Qatadah bin Numan terkena senjata musuh hingga biji matanya keluar. Dengan pertolongan Allah, Rasululllah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berhasil mengembalikan biji mata Qatadah dan sembuh seketika itu juga. Terkabulnya doa beliau ketika mohon kepada Allah agar Abdullah bin al-Abbas dikaruniai kecerdasan untuk menakwil dan mendalami ilmu-ilmu agama. Unta milik Jabir yang pada mulanya kalah berpacu, namun setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mendoakan, unta itu menang berpacu saat itu. Terkabulnya doa beliaa agar Anas dikaruniai umur panjang, mempunyai banyak harta dan anak keturunan. Pohon kurma milik Jabir yang mulanya berbuah sedikit, setelah didoakan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bisa berbuah banyak sehingga Jabir dapat melunasi Utang-utangnya. Bahkan buah kurmanya masih tersisa 13 takar (wusq). Terkabulnya doa beliau ketika memohon agar Allah menurunkan hujan: Seketika itu juga hujan turun selama satu minggu penuh. Setelah itu beliau-memohon agar hujan berhenti, awan sirna dan cuaca berubah menjadi cerah. ‘Utaibah bin Abu Lahab, orang yang sangat memusuhi Allah dan Rasul-Nya, atas permohonan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan doa beliau, ia mati diterkam singa, di daerah az-Zarqa’, negeri Syam.
Pada malam bi’tsah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam batu dan pohon mengucap salam, ‘Assalamu ‘alaikum, yd Rasulallah!” Mengenai hal itu beliau mengatakan, “Aku tahu bahwa ada batu di Makkah yang mengucapkan salam kepadaku beberapa saat sebelum aku diangkat menjadi Nabi dan Rasul.” Ada pula sebatang pohon yang bergerak mendekati beliau, dan batu yang digenggamnya bertasbih (mengagungkan kesucian Allah),
Ketika beliau hendak dibunuh dengan racun dalam makanan yang dihadiahkan seorang perempuan Yahudi, tiba- tiba daging masakan di dalam hidangan itu memberi tahu beliau.
Seekor unta mengeluh kepada beliau karena diberi makan sedikit dan dipekerjakan terlalu berat.
Beliau memberitahu para sahabat bahwa kelak akan ada kelompok dari umatnya yang akan mengarungi samudera, termasuk di dalamnya seorang wanita bernama Ummu Haram binti Milhan. Dan ucapan beliau menjadi kenyataan.
Kepada ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu anhu beliau memberitahu bahwa dia akan menghadapi malapetaka besar. Itu juga terbukti di kemudian hari. ‘Utsman radhiallahu anhu mati terbunuh saat berkedudukan sebagai Khalifah.
Kepada kaum Anshar beliau mengatakan, “Sepeninggalku, kalian akan mengutamakan golongan sendiri.”Itu juga terbukti beberapa saat setelah beliau wafat.
Mengenai cucu beliau, al-Hasan bin ‘Ali radhiallahu anhu beliau berkata, “Anakku ini—yakni Hasan—seorang Sayyid (Pemimpin). Dengannya Allah akan mendamaikan dua golongan besar kaum Muslim.” Itu terbukti dengan terwujudnya kesepakatan antara para pengikut Imam ‘Ali bin Abi Thalib dan para pengikut Mu‘awiyah bin Abi Sufyan.
Beliau memberitahu para sahabat tentang terbunuhnya al-‘Unsi al-Kadzdzab dan orang yang membunuhnya. Padahal di malam terjadinya pembunuhan itu al-‘Unsi berada di Shan‘a’ (Yaman) dan beliau berada di Madinah.
Kepada Tsabit bin Qais beliau berkata, “Engkau akan hidup terpuji dan akan mati syahid.” Kemudian terbukti Tsabit gugur sebagai pahlawan dalam Perang di Yamamah.
Seorang lelaki meninggalkan agama Islam (murtad) dan kembali bergabung dengan kaum Musyrik. Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mendengar berita kematiannya, beliau berkata, “Bumi tidak sudi menerimanya.” Itu terbukti ketika mayatnya dibuang ke laut.
Seorang lelaki diminta oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam supaya makan dengan tangan kanannya, tetapi ia menjawab, “Tidak bisa.” Beliau berkata, “Engkau tidak akan bisa.” Sejak itu orang tersebut tidak bisa sama sekali mengangkat tangan kanannya sampai ke mulut.
Pada hari jatuhnya kota Makkah ke tangan kaum Muslim, banyak berhala terpancang di sekitar Ka’bah. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dengan tongkat pendeknya menuding ke arah berhala- berhala itu sambil berucap, “Kebenaran telah tiba dan kebatilan pasti lenyap.” Seketika itu juga berhala-berhala itu runtuh berjatuhan.
Dalam Perang Khandaq, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memberi makan pasukan Muslim dengan setakar gandum. Semuanya makan hingga kenyang, bahkan sisanya masih banyak. Pada waktu makan berikutnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam hanya mempunyai sedikit kurma bagi pasukan Muslim. Beliau lalu menyuruh orang mengumpulkan sisa-sisa kurma yang tercecer di atas hamparan, lalu beliau berdoa mohon berkah. Sisa-sisa kurma yang terkumpul itu kemudian menjadi banyak hingga cukup dibagikan kepada semua pasukan. Pada saat yang lain Abu Hurairah radhiallahu anhu datang kepada Rasulullah membawa sedikit kurma. Ia minta agar beliau berdoa memohon berkah. Permintaannya dikabulkan dan beliau berdoa. Abu Hurairah menceritakan kesaksianya sendiri sebagai berikut, “Dari kurma itu saya keluarkan sekian takar untuk perjuangan dijalan Allah. Kami sendiri makan dari kurma itu dan baru habis pada masa kekhalifahan ‘Utsman bin Affan radhiallahu anhu.” Abu Hurairah na. menuturkan, pada suatu hari dia meminta Rasulullah saw. berdoa agar tsarid (semacam bubur kental terbuat dari terigu dan susu) yang berada di dalam qush‘ah (piring besar) cukup untuk dimakan bersama oleh beberapa orang sahabat. Setelah berdoa beliau mengambil sejumput tsarid yang belepotan di pinggir qush ‘ah dengan jari-jari tangannya, kemudian berkata, “Makanlah, Bismillah !” Abu Hurairah mengakhiri penuturannya dengan berucap, “Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, baru saja makan sedikit,aku sudah kenyang.”
Pernah terjadi air memancar dari sela-sela jari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam hingga semua rombongan beliau dapat minum sepuas-puasnya dan dapat berwudhu. Padahal jumlah mereka tidak sedikit, yaitu sekitar 1400 orang.
Pada suatu musim kering, di tengah perjalanan disertai rombongan, beliau menyuruh orang mencari air semangkuk. Kemudian Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memasukkan jari-jarinya ke dalam air itu Seraiya berkata, “Marilah semua ke sini!’ Semuanya datang mendekati beliau lalu berwudhu. Air di dalam mangkuk itu tak kunjung habis, padahal jumlah mereka antara 70 sampai 80 orang.
Dalam Perang Tabuk hampir tak seorang pun dari pasukan Muslim yang menemukan air untuk diminum. Karena nyaris tak sanggup menahan dahaga, mereka melapor kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam Beliau lalu mengambil anak panah dari Kinanah lalu beliau tancapkan di tanah. Alir memancar sangat deras sehingga semua pasukan yang berjumlah 30.000 orang dapat minum sepuas-puasnya.
Di suatu tempat yang disinggahi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam penduduknya mengeluh karena semua air di sana bercampur kotoran dan tidak dapat diminum. Bersama beberapa orang sahabat, beliau mendatangi sebuah sumur lalu meludahinya. Tiba-tiba sumur itu menggelegak penuh dengan air sejuk dan bersih, hingga semua penduduk dapat tertolong.
Pada suatu hari seorang wanita datang menghadap Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam membawa anak kecil berkepala botak karena penyakit. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam lalu mengusapkan tangannya pada kepala anak itu, dan seketika itu juga rambutnya tumbuh meratai kepala dan sembuh pula penyakit yang dideritanya. Ketika penduduk Yamamah mendengar kejadian itu ada seorang wanita mencoba datang kepada Musailamah (tokoh setempat yang mengaku dirinya “Nabi”) membawa juga anak kecil tidak berambut. Musailamah mengusap kepalanya berulang-ulang, tetapi kepala anak itu tetap botak.
Dalam Perang Badr, pedang ‘Ukasyah patah. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memberinya sebatang kayu sebagai pengganti. Di tangan ‘Ukasyah kayu itu berubah menjadi pedang. Usai perang kayu itu masih tetap dia pegang.
Dalam Perang Khandaq (Perang Ahzab) pasukan Muslim menghadapi kesulitan memecahkan sebuah batu besar dan keras pada saat mereka sedang menggali parit-parit pertahanan. Batu yang tak dapat dipecah dangan palu besar itu pada akhirnya dipukul oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dengan tangan hingga hancur berkeping-keping.
Seorang yang menderita patah kaki datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mohon pertolongan. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam lalu mengusap kaki yang patah itu, dan sembuhlah seketika, hingga orang itu seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya.
Bentuk-bentuk mukjizat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam banyak sekali, nyaris tak dapat dihitung dan dicatat seluruhnya.