Istri-istri Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam
Istri-istri Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam adalah:
- Khadijah binti Khuwailid radhiallahu anha Ia hidup bersama Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam. sejak 15 tahun sebelum kenabian, dan sesudahnya hingga saat tiga tahun sebelum beliau hijrah ke Madinah. Khadijah radhiallahu anha. wafat di pangkuan Rasulullah Salallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
- Saudah binti Zam‘ah radhiallahu anha seorang wanita tua. Ketika beliau berniat untuk menceraikannya, ia menyerahkan malam-malam gilirannya untuk ‘Aisyah radhiallahu anha Ia berujar, “Aku tidak lagi membutuhkan lelaki. Aku hanya ingin agar di akhirat kelak tetap termasuk istri-istrimu.” Di antara keistimewaannya: sepeninggal Khadijah r.a. ia menjadi istri tunggal Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam- selama tiga tahun. Ia wafat pada tahun 55 Hijriyyah.
- ‘A’isyah binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuma yang dinikahi di Makkah, dua tahun sebelum Hijrah. Riwayat lain mengatakan 3 tahun sebelum hijrah. Ketika itu ‘A’isyah radhiallahu anha masih berusia enam atau tujuh tahun. Kemudian berkumpul sebagai keluarga Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam. dalam usia sembilan tahun. Pada waktu Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam. wafat.A’isyah radhiallahu anha masih berusia delapan belas tahun. Ia wafat pada tahun 58 Hijriyyah. Dan riwayat lain menuturkan bahwa A’isyah radhiallahu anha wafat bukan di tahun itu. ‘A’isyah radhiallahu anha adalah istri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam satu-satunya yang beliau nikahi sebelum usia remaja. Ia dikenal dengan nama “Ummu ‘Abdillah.”
- Hafshah binti ‘Umar bin Khatthab radhiallahu anha Menurut riwayat ; ia pernah dicerai oleh Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam., tetapi kemudian datang Malaikat Jibril alaihissalam memberitahu beliau: “Allah Ta‘ala memerintahkanmu untuk rujuk dengan Hafshah karena ia wanita yang tekun berpuasa dan bersembahyang.” Sebagian riwayat lain mengungkapkan bahwa beliau rujuk dengan Hafshah karena’ kasihan pada ‘Umar radhiallahu anhu Hafshah wafat pada tahun 45 Hijriyah. Sumber lain menuturkan bahwa ia wafat bukan di tahun itu.
- Ummu Habibah binti Abi Sufyan dinikahi oleh Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam ketika dia berada di Habasyah (Ethiopia) sebagai pengungsi. Beliau menikahinya lewat perantara an-Najasyi, Raja Habasyah. Bahkan maharnya pun dibayarkan oleh an-Najasyi atas nama Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam sebesar 400 dinar. Dalam pernikahan itu ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu anha bertindak sebagai wali.[1] Ummu Habibah wafat pada tahun44 Hijriyyah.
- Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menikahi Ummu Salmah (Ummu Salamah) Hindun binti Umayyah radhiallahu anha Ummu Salmah wafat pada tahun 62 Hijriyyah. Ia adalah istri Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallamyang wafat paling akhir. Tetapi ada riwayat lain yang menuturkan bahwa Maimunah r.a. adalah istri Rasulullah yang wafat paling belakangan.
- Istri Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam yang lain adalah Zainab binti Jahsy radhiallahu anha Ia wafat di Madinah pada tahun 20 Hijriyyah. Ia adalah istri Rasul yang wafat paling dulu.
- Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menikahi Juwairiyyah binti al-Harits, sebagai tawanan perang dari Bani al-Mushthaliq. Kemudian Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam membebaskan dan menikahinya. Dia wafat pada tahun 56 Hijriyyah.
- Maimunah binti al-Harits radhiallahu anha., janda dari Khalid bin al-Walid radhiallahu anhu dan ‘Abdullah bin ‘Abbas r.a. Ia adalah wanita yang terakhir dinikahi Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam dan wafat pada tahun 66 Hijriyyah.
- Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menikahi Shafiyyah binti Huyay bin Akhthab radhiallahu anhu., anak keturunan Nabi Harun a.s., tawanan perang Khaibar yang kemudian dibebaskan oleh Rasulullah dan menjadikan kebebasannya itu sebagai mas kawinnya. Dia meninggal pada tahun 50 Hijriyyah.
- Rasulullah, menikahi Zainab binti Khuzaimah yang bergelar Ummul-Masakin radhiallahu anha pada tahun ketiga Hijriyyah. Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam tinggal bersamanya selama dua atau tiga bulan, kemudian meninggal dunia.
Mereka yang disebut di atas adalah para istri Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam yang hidup bersama beliau dan Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menggauli mereka sebagai istri-istrinya. Kuburan mereka terkenal di pekuburan Baqi‘ (di Madinah) kecuali Siti Khadijah radhiallahu anha yang wafat di Makkah dan jenazahnya dikubur di Hajun, Makkah, dan Siti Maimunah radhiallahu anha yang dikubur di lembah Sirf, di depan lembah Fathimah, dekat kota Makkah
- Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menikahi Fathimah binti adh-Dhahhak. Namun ketika turun ayat “at-Takhyir” (ayat yang mempersilakan istri-istri Nabi Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam. untuk memilih keduniaan ataukah kebahagiaan di akhirat) ia lebih suka keduniaan, sehingga Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menceraikannya. Tidak lama kemudian ia memunguti kotoran hewan (tahi binatang) dari tanah sambil bergumam, “Aku perempuan celaka, aku memilih keduniaan!” (konon ia terkena penyakit jiwa).
- Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menikahi Syaraf, saudara perempuan Dihyah al-Kalbi radhiallahu anha.
- Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menikahi Khaulah binti ail-Hudzail. Ada yang mengatakan ia bukan binti al-Hudzail, melainkan binti Hakim. Dialah wanita yang menghibahkan diri kepada Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam. Sumber riwayat lain mengatakan wanita itu adalah timmu Syarik.
- Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menikahi Asma’ binti Ka‘ab al-Jauniyyah radhiallahu anha.
Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wasallam menceraikan mereka sebelum sempat hidup sebagai suami istri (tidak pernah menggaulinya).
- Beliau menikah dengan seorang wanita dari Bani Ghifar. Tetapi setelah ternyata wanita itu berpenyakit sopak (kulit berbelang-belang putih), ia dipulangkan kembali pada keluarganya.
- Beliau menikahi wanita bernama Umaimah. Tetapi ketika hendak digauli ia melontarkan ucapan a‘udzu bilahi minka (Aku berlindung kepada Allah dari Anda.) Pada saat itu beliau menjawab, “Allah melarang orang yang berlindung kepada-Nya (yakni: Allah melarang menggauli perempuan yang berlindung kepada-Nya dariku.) Silakan engkau kembali kepada keluargamu.”
- Beliau menikahi ‘Aliyah binti Zhibyan, tetapi kemudian beliau mencerainya waktu menggaulinya.
- Beliau menikahi anak perempuan ash-Shilth, tetapi keburu wafat sebelum sempat digauli.
- Beliau menikahi Malikah al-Laitsiyyah. Sebagian sahabat mengatakan, wanita itulah yang melontarkan ucapan “Aku berlindung kepada Allah dari Anda,” kemudian dia diceraikan dan dipulangkan kepada keluarganya.
- Beliau pernah meminang seorang wanita pada ayahnya. Ketika ayahnya menerangkan bahwa anak perempuannya sama sekali tidak pernah sakit, beliau menjawab,“Dalam pandangan Allah, itu bukan suatu hal yang baik.” Beliau lalu meninggalkannya.
Rasulullah selalu menunaikan maharnya sebesar lima ratus dirham kepada istri-istrinya. Demikian menurut sumber riwayat yang benar, kecuali pada Shafiyyah dan Ummu Habibah. Sebagian dari mereka tidak hidup bersama beliau dalam kurun waktu yang sama.
1 ‘Utsman bin ‘Affan r.a. termasuk rombongan Muslim yang berhijrah