ARTI BID’AH MENURUT BAHASANYA
Kata Bid’ah berasal dari bahasa Arab : bada’a (بَدَعَ) yang berarti menciptakan sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Allah berfirman dalam Al- Baqarah ayat 117:
بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَاْلأرْضِ وَإِذَا قَََضَى أمْرًا فَإِنَّمَا يَقُوْلُ لَهُ ، كُنْ فَيَكُوْنُ البقرة
Artinya:
“Allah menciptakan langit dan bumi dan bila Dia berkehendak sesuatu, Dia hanya mengatakan kepadanya “Jadilah! Lalu jadilah ia. ”
Allah pencipta langit dan bumi yang sebelumnya tidak pernah ada langit dan bumi.
APAKAH BID’AH ITU?
Bid’ah ialah:
Segala sesuatu yang baru tidak ada pada zaman Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam Apakah segala sesuatu yang baru yang tidak ada pada zaman Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pasti buruknya? Jawapannya yang pasti belum tentu. Mungkin sesuatu yang baru itu baik mungkin pula jelek. Mari kita teliti tentang hakikat Bid’ah yang dilarang.
Dalam kitah Shohihu Muslim(صحيح المسلم ) juz VI hadis 867:
وحدثني محمد بن المنثي حدثنا عبد الوهاب بن عبد المجيد عن جعفر بن محمد عن أبيه عن جابر بن عبد الله قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا خطب احمرت عيناه وعلا صوته واشتد غضبه حتى كأنه منذر جيش ، ويقول : أما بعد : فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة.
Artinya:
“Berbicara kepada saya Muhammad bin Mutsanna berbicara kepada kami Abdul Wahab bin Abdul Majid dari Ja ’far bin Muhammad dari Ayahnya dari Jabir bin Abdullah berkata:Adapun Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam apabila berkhutbah merah kedua penglihatannya dan tinggi suaranya, dan keras marahnya sehingga beliau seperti komandan tentera, beliau bersabda: Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik- baik petunjuk, petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang baru, dan semua yang baru adalah(bid’ah) sesat. ”
Dalam hadis yang lain disebutkan:
كل ضلالة في النار
“Semua yang sesat dalam neraka.”
Dalam hadis tersebut dikatakan sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah artinya Al-Quran, dan sebaik-baik petunjuk-petunjuk Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam ertinya hadis Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, dan seburuk-buruk urusan adalah perkara yang baru, yang diada-adakan yang tidak ada pada zaman Rasulullah.
Menurut deretan dari sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam tersebut tentu barang baru yang bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, adapun barang baru yang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam tidak termasuk bid’ah dalam hadis tersebut.
Mari kita teliti hadis tersebut dari beberapa segi:
Menurut Ilmu Balaghoh
Di dalam ilmu balaghoh ada suatu qoidah
(حذف الصفة على الموصوف)
Artinya:
Membuang sifat dari sesuatu yang diberi sifat seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Kahfi ayat 79:
وكان ورآءهم ملك يأخذ كل سفينة غصبا الكهف
Artinya:
‘‘Dan dibalik mereka (para nelayan) ada seorang raja yang akan merampas semua kapal dengan paksa. ”
Maka yang dimaksud dengan kapal dalam ayat ini adalah kapal yang baik, tapi sifat baik dari kapal itu tidak disebutkan artinya dibuang, seharusnya dikatakan كل سفينة حسنة semua kapal yang baik, oleh sebab itu nabi Khidir merosak kapal nelayan itu supaya tidak dirampas oleh raja tersebut.
Juga dalam hadis tentang bid’ah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda:
كل بدعة ضلالة
ang dimaksudkan dengan bid’ah tersebut adalah bid’ah yang jelek. Kalau kita mengatakan bahwa bid’ah adalah sesuatu yang baru yang tidak ada pada zaman Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam timbul suatu pertanyaan:
Apakah segala sesuatu yang baru yang tidak ada pada zaman Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pasti jeleknya?
Tentu akal yang sihat akan berkata belum tentu, mungkin baik mungkin jelek. Oleh sebab itu dalam kitab Fathul Bari Syarah Bukhari juz XIII hal 267:
قال الشافعى : البدعة بدعتان محمودة ومذمومة فما وافق السنة فهو محمودة وما خالفها فهو مذمومة
Artinya:
“Berkata Al-Imam Syafi’i: Bid’ah ada dua Bid’ah yang terpuji dan Bid’ah yang tercela, segala Bid’ah yang sesuai dengan sunnah maka itulah bid’ah yang terpuji, dan bid’ah yang bertentangan dengan sunnah Nabi itulah bida ‘ah yang tercela. ”
Maka bid’ah tidak terlepas dari 2 sifat:
Bid’ah hasanah/baik (بدعة حسنة)
Bid’ah yang tidak baik (بدعة سيئة)
Kemudian kita rangkai dengan hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam:
كل بعدة حسنة ضلالة محمودة
Semua bid’ah yang baik sesat, akal yang sihat tidak menerima bagaimana baik boleh sesat. Tidak mungkin suatu perbuatan mempunyai dua sifat yang bertentangan dalam waktu yang sama. Bagaimana bid’ah yang baik dikatakan sesat.
Maka pasti yang dimaksud oleh hadist tersebut (كل بدعة سيئة ضلالة) semua bid’ah yang jelek sesat, akal yang sehat akan menerima. Kerana Bid’ah yang jelek bertentangan dengan Al-Quran dan sunnah pasti sesat.
Dalam kitab Fathul Bari juz IV hal. 298 dan dalam kitab Sahih Muslim Syarah Imam Nawawi juz VI halaman 135.
Setelah Sahabat Umar bin Al-Khattab mengadakan sembahyang tarawih berjemaah sebanyak 20 rakaat dengan imam Ubai bin Ka’ab Saiyidina Umar berkata:
نعم البدعة هذه – نعمت البدعة هذه
Artinya:
“Sebaik-baiknya bid’ah ialah sembahyang tarawih berjemaah yang tidak terjadi pada zaman Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam ”
Dari ilmu Ushulul Fighi
Dalam ilmu Ushulul Fiqhi ada kalimat yang bersifat umum dan ada yang di khususkan
(عام مخصوص) seperti firman Allah dalam surah Kahfi ayat 79:
وكان ورآءهم ملك يأخذ كل سفينة غصبا الكهف
Artinya:
“Adapun dibelakang para nelayan ini raja yang akan merampas semua kapal. ”
Kata (كل سفينة ) kalimat menunjukan umum semua kapal, tapi yang dimaksud dalam ayat tersebut kapal yang akan dirampas khusus kapal yang baik, kapal yang rusak tidak dirampas, bererti bukan semua kapal. Mestinya dalam ayat tersebut dikatakan (كل سفينة حسنة)tapi kata (حسنة)dibuang, walaupun ayat tersebut menunjukan semua kapal, tapi yang dimaksud dalam ayat tersebut khusus kapal yang baik yang dirampas. Oleh sebab itu nabi Khidir merusak kapal nelayan tersebut.
Firman Allah SWT dalam surah Al-Ahqaf ayat 25:
تدمر كل شيئ بأمر ربها
Artinya:
“Angin itu menghancurkan segala sesuatu dengan perintah tuhannya. ”
Kata (كل شيئ)kalimat umum segala sesuatu yang ada, yang dimaksudkan dalam ayat tersebut bukan segala sesuatu yang ada di perkampungan kaum Aad pada zaman nabi Hud, selain itu tidak dihancurkan. Demikian pula sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam كل بدعة ضلالة. ertinya semua bid’ah sesat, yang dimaksud adalah khusus yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam Adapun bid’ah yang tidak bertentangan malah parallel dengan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallamtentu tidak dilarang.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mengancam perbuatan bid’ah sedemikian kerasnya, agar umat Islam hati-hati jangan sampai keluar dari jalan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, lebih-lebih yang bertentangan dengan keduanya.