Soal : Apakah penisbatan (pertalian nasab) dengan Rasulullah itu bermanfaat di dunia dan di akhirat?
Jawab : Ya, pertalian nasab dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam itu bermanfaat di dunia dan di akhirat.
Soal : Apa dalilnya?
Jawab : Dalil untuk itu sangat banyak, di antaranya hadits Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam yang diriwayatkan Ibnu Asakir:
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم كل نسب و صهر ينقطع يوم القيامة إلا نسبى وصهرى
Dari Umar bin al-Khatthab ra. dari Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam: “Setiap nasab dan hubungan keluarga melalui perkawinan di hari kiamat nanti akan putus, kecuali nasabku dan hubungan kekeluargaan melalui perkawinan denganku.”
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ما بال اقوام يزعمون ان قرابتى لا تنفع إن كل سبب و نسب منقطع يوم القيامة إلا سببى و نسبى وإن رحمى موصولة فى الدنيا و الآخرة
Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam bersabda: “Apa keadaan orang-orang yang menyangka, bahwa hubungan kekerabatan denganku tidak bermanfaat. Sesungguhnya setiap sebab pertalian dan nasab pada hari kiamat nanti terputus, kecuali pertalian sebab aku dan sebab nasabku. Sesungguhnya pertalian keluarga denganku itu tetap sambung di dunia dan akhirat” (HR. al-Bazzar dan at-Thabrani)
عن ابن مسعود رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول على المنبر: وما بال رجال يقولون إن رحم رسول الله صلى الله عليه و سلم لا تنفع قومه يوم القيامة بلى والله إن رحمى موصولة فى الدنيا والآخرة و إنى ايها الناس فرطا لكم على الحوض
Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam bersabda di atas mimbar: “Bagaimana orang-orang yang mengatakan, bahwa keluarga Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam tidak memberi manfaat pada kaumnya besok di hari kiamat. Demi Allah, keluargaku tetap bersambung denganku di dunia dan di akhirat, dan sesungguhnya aku hai orang-orang, mendahului kamu semua di telaga (al-Kautsar).” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi)
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini