Mohon Pertolongan (istighatsah) bagian ke-4
Soal : Apa hukum bersuara keras meminta tolong kepada selain Allah?
Jawab : Bersuara keras meminta bantuan pertolongan selain Allah, baik masih hidup atau sesudah meninggal dengan maksud supaya ia menghadap Allah dalam urusannya itu boleh, menurut kesepakatan ulama dan imam-imam ahli ijtihad atau tak seorang pun dari mereka yang berpendapat makruh, apalagi syirik atau haram.
Soal: Apakah bersuara keras meminta tolong (nida’) itu termasuk penyembahan?
Jawab : Para ulama berpendapat: Bersuara keras meminta pertolongan itu bukan penyembahan, kecuali disertai keyakinan bahwa yang dipanggil mampu dengan sendirinya membuat manfaat, madharat atau dapat melaksanakan keinginan disamping Allah. Hal ini adalah syirik, karena kepercayaannya terhadap suatu sifat ketuhanan pada selain Allah. Adapun jika tidak disertai kepercayaan seperti itu, maka jelas bukan ibadah. Apabila ada orang bersuara keras memanggil atasannya agar menolongnya menghadapi orang zhalim atau agar membantunya membebaskan diri dari kesulitan, sedangkan ia tidak meyakini bahwa atasannya itu tidak mempunyai kemampuan mendatangkan manfaat atau menolak bahaya, namun dalam kebiasaannya ia sepertinya telah dijadikan oleh Allah sebagai sebab menyelesaikaan perkara yang dikehendaki-Nya, maka hal ini tidak berarti ibadah (penyembahan) kepadanya. Apabila bersuara keras meminta pertolongan itu merupakan penyembahan, maka pasti memanggil dengan keras orang hidup din mati itu dilarang, karena keduanya sama dalam hal tidak berdayanya membuat pengaruh tanpa kekuasaan Allah. Dan tak seorang pun orang Islam yang melarangnya.
Imam Ibnu al-Qayyim meriwayatkan dalam kitab al-Kalim at-Thayyib: “Sesungguhnya para sahabat dalam melawan orang-orang yang murtad dalam perang Yamamah, syiar (slogan) mereka adalah وامحمداة (Oh,Muhammad), padahal beliau telah wafat, tepatnya pada masa Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra. ada juga riwayat yang kuat yang disebutkan oleh Imam Ibnu al-Qayyim dalam kitab tersebut, bahwa Ibnu Abbas dan Ibnu Umar ra. berkata:
إذا خدرت رجل احدكم فليناد يا محمد
“Apabila kaki salah seorang di antara kamu terserang penyakit mati rasa, maka pariggilah Ya Muhammad.”
Al-Qadhi lyadh dalam kitab as-Syifa menuturkan:
إن عبدالله بن عمر رضي الله عنهما خدرت رجله فقيل له اذكر احب الناس اليك يزل عنك فصاح يا محمداه
“Sesungguhnya Abdullah bin Umar ra. kakinya terkena penyakit mati rasa, kemudian ia Diomongi: “Sebutlah orang yang paling kamu cintai, maka akan pulih.” la terus berteriak dengan mengucapkan: “Oh, Muhammad.
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini