Kehidupan Para Nabi ‘AlaihisSalam Bagian ke-2
Soal : Apakah ada sunnah yang tegas menerangkan kehidupan para nabi ‘AlaihisSalam di kubur?
Jawab : Ya, ada hadits-hadits yang shahih yang menerangkan hidup para nabi dalam kubur dan bumi tidak memakan jasad mereka, seperti hadits:
عن انس رضي الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم قال من افضل ايامكم يوم الجمعة فاكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم معروضة علي فقالوا كيف تعرض صلاتنا عليك وقد ارمت – بليت -؟ قال ان الله حرم على الأرض ان تأكل اجساد الأمبياء
Sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam bersabda “Sesungguhnya hari yang paling mulia adalah hari Jumat, maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di han Jum’at, sebab bacaan shalawatmu itu disuguhkan kepada saya” Para sahabat bertanya: “Bagaimana mungkin shalawat kami disuguhkan kepada Anda, padahal anda telah hancur?” Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi memakan jasad para nabi.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Turmudzi)
Ada juga hadits yang menjelaskan, bahwa mereka melakukan shalat dan amal-amal kebaikan seperti yang dilakukan pada waktu mereka hidup.
الأنبياءاحياءفى قبورهم يصلون
“Para nabi itu hidup di dalam kubur mereka dalam shalat’ (H R. Imam al-Baihaqi)
Para ulama berkata: Hadits-hadits yang menerangkan shalat para nabi di kubur dan semisalnya tersebut sama sekali tidak bertentangan dengan keterangan, bahwa akhirat bukanlah tempat menjalankan kewajiban dan amal. Amal perbuatan kebaikan yang mereka lakukan di alam kubur jelas bukan karena menjalani kewajiban, terapi untuk kesenangan (taladdzudz) juga tidak bertentangan dengan hadits Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam:
ما من احد يسلم علي روحى حتى ارد عليه السلام
Tak seorang pun yang mengucapkan salam kepada saya, kecuali Allah mengembalikan ruh saya kepada saya sampai saya menjawab salam itu.”
Arti mengembalikan ruh ( رد الروح ) di sini adalah mengembalikan ruh dari suatu segi yang membuat Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam merasakan/mengetahui umatnya mengucapkan salam kepada beliau. Ini berarti mengungkapkan sebagian dari keseluruhan.
عن عائشه رضي الله عنها كنت ادخل بيتى الذى فيه رسول الله وابي واني واضعة ثوبي واقول انما هو زوجى وابي فلما دفن عمر معهم قو الله ما دخلت الا وانا مشدودة على ثيابى حياء من عمر
Dari Aisyah ra. ia berkata: “Dulu saya biasa masuk ke rumahku yang ada Rasulullah dan ayahku dengan menyingsingkan pakaian, karena mereka adalah suamiku dan ayahku. Tetapi ketika Umar dimakamkan bersama mereka, maka demi Allah, jika saya masuk, saya mesti berpakaian rapat karena malu kepada Umar.
(HR. Imam Ahmad)
Hadits ini menunjukkan, bahwa Ummul Mukminin Aisyah ra. meyakini, sesungguhnya Umar ra. melihatnya. Oleh sebab itu, ia menjaga diri dengan menutup seluruh auratnya jika hendak masuk ke rumah tempat makam Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam sesudah Umar dimakamkan di situ.
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini