ORANG YANG TELAH MENINGGAL DAPAT MERASA DAN MENDENGAR Bagian Ke-1
Soal : Apakah orang-orang yang telah meninggal itu dapat merasa dan mendengar? Apa yang harus diperbuat dan dikatakan kepada mereka?
Jawab : Ya, orang-orang yang telah meninggal itu dapat merasa dan dapat mendengar. Karena itu, Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam mensyariatkan ziarah kubur dan mengucapkan salam kepada ahli kubur dengan ungkapan bentuk langsung (Khitab), dan beliau sendiri sering menziarahi ahli Baqi’ dengan mengucapkan:
السلام عليكم دار قوم مؤمنين وانا ان شاالله بكم لاحكون انتم لنا فرط ونحن لكم تبع
“Keselamatan dari Allah mudah-mudahan ddimpahkan kepada kamu semua penduduk kawasan orangorang yang beriman Sesungguhnya kami akan menyusul kamu semua, jika Allah sudah menghendaki. Kamu semua mendahului kami dan kami akan menyusul kamu.”
Andaikata orang-orang yang telah meninggal dunia im tidak dapat merasa dan tidak dapat mendengar, maka mustahil Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam mengucapkan salam kepada orang-orang yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat berpikir.
Soal : Apa dalil penjelasan tersebut di atas?
Jawab : Dalilnya adalah riwayat Ibnu Abi adDun-ya, dalam kitab alKubur.
عن عائشة رضى الله عنها ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما من رجل يزور قبر اخيه فيجلس عنده الا استأنس به وردت عليه روحه حتي يقوم عنده
Dari Aisyah ra. sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam bersabda: ‘Tak ada seorang laki-laki yang mendatangi kuburan saudaranya dan duduk di dekatnya, melainkan ia (yang di dalam kubur) merasa tenteram dengannya dan ruhnya dikembalikan sampai si laki-laki itu pergi darinya.”
Di dalam Sunan Abi Dawud disebutkan:
عن النبي صلى الله عليه وسلم ما من رجل يمر بقبر اخيه كان يعرفه بالدنيا فسلم عليه الا ردت عليه روحه حت يرد عليه السلام
Dari Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam: “Tak ada seorang lelaki yang melewati kuburan saudaranya yang dikenalnya sewaktu hidup di dunia laht mengucapkan salam kepadanya, melainkan ruh orang yang di dalam kubur itu dikembalikan sampai ia menjauiab ucapan salam si lelaki itu.”
Imam ibnu al-Qayyim dalam kitab Zad al-Ma’ad bab keistimewaan hari Jum’at menjelaskan, sesungguhnya nih orang-orang yang mau itu mendekat ke kuburan mereka dan mendatanginya pada setiap hari Jum’at, sehingga mereka mengetahui orang-orang yang menziarahinya dan mengetahui orang yang melewati mereka, orang yang membacakan salam kepada mereka dan orang yang menjumpai mereka di hari itu dengan lebih banyak daripada mengetahui mereka semua pada hari selain Jum’at.
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini