Jadi, orang yang mendirikan shalat sesuai yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Maka shalatnya itu akan mencegahnya melakukan hal-hal yang munkar, serta dibenci oleh Allah SWT. Diantaranya adalah sifat-sifat tersebut dan sifat-sifat tercela lainnya. Mengenai cara pengerjaan shalat, Baginda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
صلوا كما رايتموني أصلي
Artinya: ‘Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat’
Jadi, orang shalat yang mengikuti cara shalat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam imana yang telah diterangkan oleh para ulama umat ini, haik dari kalangan salaf maupun ulama khalaf ra. Orang yang mengerjakan shalat tergolong di sisi Allah SWT termasuk orang yang lenegakkan dan memelihara agama ini dengan sebenar-benarnya.
Shalat memiliki bentuk dzahir dan hakekat batin. Shalat tidak akan sempurna kecuali sama-sama mendirikan keduanya. Bentuk dzahirnya berupa berdiri, membaca surat, ruku,’ sujud dan berbagai amaliyah dzahir shalat lainnya. Adapun hakekat batinnya berupa khusyu’ hati yang hadir, keikhlasan yang murni, merenungi bacaan al-Qur’an. bertasbih dan amaliyah bagi shalat lainnya.
Jadi, bentuk lahirnya adalah bagian untuk tubuh dan anggota badan. Sedangkan bentuk batinnya adalah bagian hati dan rahasia batinannya. Karena sesungguhnya hati dan rahasia batin merupakan tempat pandangan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya.
Dalam hal ini, al-lmam Hujjatul Islam al-Ghazali ra berkata: Perumpamaan orang yang mendirikan shalat secara lahiriyah saja serma melalaikan hakekat batinnya sebagaimana orang yang menghadiahkan wanita yang tidak bernyawa kepada raja yang agung.
Sedangkan orang yang kurang baik dalam mendirikan shalat secara lahiriyah, ibarat orangyang menghadiahkan seorang puteri yang putus kaki tangannya dan buta matanya. Orang ini dan orang yaflg sebelumnya sama-sama mendapat balasan hukuman dari raja atas hadiah mereka karena mereka menghinakan kehormatannya dan mengabaikan hak-haknya.”
Lalu beliau melanjutkan: “Sedangkan engkau menghadiahkan shalatmu kepada Tuhanmu. Maka jangan sampai engkau menghadiahkannya dalam bentuk mi. Jikalau demikian, niscaya engkau akan mendapat hukuman yang amat pedih.” Demikianlah maksudnya.
Termasuk wujud pemeliharaan dan penegakan shalat adalah menjaga kesucian secara sempurna, termasuk kebersihan serta kesucian tubuh, pakaian dan tempat shalat. Mengenai hal ini, Baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
الطهور مفتاح الصلاة
Artinya: “Bersuci adalah kuncinya shalat.‘
Dalam hadis lain disebutkan:
الطهور شطر الإيمان
Artinya: “Bersuci sebagian dari iman.”
Selain hal-hal di atas, diantaranya juga meratakan wudhu, yaitu mengulangi basuhan sebanyak tiga kali tanpa was-was ataupun berlebihan. Ketahuilah, bahwa perbuatan was-was dalam bersuci dan shalat termasuk godaan setan bagi orang yang sedikit ilmunya dan lemah akalnya.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang salafunasshalihin ra: “Perasaan was-was itu timbul dikarenakan tidak mengetahui sunnah atau dibebabkan karena otak yang bodoh.”
Sumber : Nasihat dan Wasiat Imam Haddad Jilid 1