Sebelum kami sampai di tempat asy-Syaikh, ada seseorang yang meminta izin hendak pergi, namun beliau memerintahkannya untuk tetap tinggal bersamanya. Beliau sudah menyebutkan bahwa besok akan datang para penziarah dan seorang syarif yang telah mengelilingi negeri Sus.
Ketika beliau bangkit dari duduknya, aku juga bangkit menuju ke suatu ruangan. Asy-Syaikh mendatangiku dan menyebutkan beberapa bacaan dari asy-Syaikh Ahmad bin Humaidah. Bacaan itu sekitar tiga belas atau sebelas nama Allah dari asma al-husna yang diperintahkan kita untuk beribadah dengannya. Asy-Syaikh berkata kepadaku, “Ambillah dari bacaan itu lima dan tinggalkanlah sisanya.” Aku berkata, “Pilihkanlah bagiku dan asma al-husna itu” Maka beliau pun memilihkannya bagiku satu persatu hingga lima nama, dan memerintahkanku agar membaca terus lima nama dari asma al-husna itu setiap selesai shalat fardhu sebanyak seratus kali selama aku tinggal di tempatnya. Namun setelah itu beliau melihat zikir al-jalalah [laa ilaaha illallaah) yang menguasaiku. Akhirnya beliau memerintahkanku agar meninggalkan lima nama yang telah beliau pilih itu dan menyuruhku untuk membaca terus zikir al-jalalah.
Aku tinggal di rumah beliau beberapa hari dalam perasaan yang sangat senang. Betapa nikmatnya hati yang tinggal bersama penuntut ilmu, dan para faqir yang membaca kitab al-Bukhari di hadapan beliau setelah shalat ashar hingga matahari hampir tenggelam. Setelah beberapa hari, aku meminta izin kepadanya untuk pergi ke arah timur. Namun beliau memerintahkan aku agar tinggal di tempatnya, di bawah perhatiannya. Tetapi aku mendapati dorongan di diriku ke arah timur sangat kuat. Maka aku berkata kepadanya.’Wahai Tuanku, aku melihat diriku berjalan ke arah timur seperti jalannya awan yang digiring oleh angin’Beliau memaklumi hal itu, lalu meminta aku melepas bajuku dan memakaikan kepadaku sebuah baju baru, tongkat, penutup kepala, tasbih dan kopiah. Lalu beliau berkata kepadaku, “Bajumu ini adalah sebagai khirqah dalam tasawwuf dariku” Khirqah adalah isyarat seperti yang telah dilakukan oleh guruku Abdurrahman al-Faqiqi kepadaku. Seperti dulu beliau pernah diberi khirqah oleh gurunya yang bernama Ahmad bin Yusuf al-Milyaniy yang berasal dari daerah yang bernama Milyanah yang terletak belahan timur negeri kita sebelum Talmasan hingga ke timur.
Begitulah.aku pergi menujukearahtimurbersama sekelompok orang yang aku temui di tempat asy-Syaikh. Aku berjalan bersama mereka hingga sampai ke kota Qabis di akhir bulan Ramadhan. Dalam perjalanan itu, di antara kota al-Himyani dan kota Qabis, aku mendapati daerah-daerah yang makmur. Orang-orang pedalamannya termasuk orang-orang yang baik, karena bersama mereka terdapat orang-orang yang memegang teguh pada jalan hidup para pendahulunya yang baik.
Sumber: Perjumpaan Yusuf bin ‘Abid dengan syaikh Abu Bakar bin Salim