Ketika aku kembali ke rumah asy-Syaikh Muhammad al-Bakriy, beliau berkata kepadaku, “Aku ingin engkau pergi menemui kakekmu Rasulullah Saw. Karena apa yang kau cari tidak akan kau dapati kecuali di sisi Beliau Saw.” Beliau berbicara banyak denganku, lalu memerintahkanku agar menulis surat kepada keluarga, dan guru-guruku di kota Fas lalu menitipkannya kepada orang-orang yang berhaji dari Maroko. Aku bertanya kepada beliau, “Apa yang harus aku ucapkan kepada keluargaku?” la menjawab, “Katakanlah kepada mereka bahwa kau telah menemukan orang yang mengelilingimu di Maroko. Dan kau menulis surat itu dari Mahrus, Mesir. Dan kau selalu bersama junjungan kami asy-Syaikh Muhammad al-Bakriy, dan beliau menitipkan salam untuk kalian dan mendoakan kalian.” Aku menulis surat kepada mereka dengan izin beliau. Surat itu aku tujukan ke kota Fas. Kemudian aku sibuk mempersiapkan keberangkatanku ke Makkah. Beliau membekaliku beberapa dirham dan menitipkan surat kepadaku untuk penguasa Kharjah, yaitu Amir Sha’id Mesir dari kabilah asy-Syarakisah. Di antara yang beliau tulis di suratnya adalah “Tahun ini telah datang kepada kami seorang syarif dari kota Maroko yang sekarang menjadi tamumu membawa surat kami. Tak ada yang mengetahui hakikatnya kecuali Allah.” Lalu beliau mewasiatkan kebaikan kepadanya agar dapat mememudahkan jalan menuju Makkah dari pelabuhan Qashir bagi dia dan mereka yang bersama dia. Beliau juga mengutus seseorang bersamaku dari keturunan asy-Syaikh Abdurrahim al-Qanawiy. Di desa Qana terdapat banyak syarif dari keturunan asy-Syaikh Abdurrahman al-Qanawiy. Beliau juga memerintahkannya agar mengambil gandum untuk bekalku lalu menghaluskannya untuk dijadikan himsh, thahin dan hub bur (nama jenis makanan).
Aku berjalan menuju ke Syarkasiy, penguasa Kharjah. Setelah aku menunaikan amanatku, ia memberiku beberapa dirham dan memohon maaf kepadaku, la menitipkan kepadaku surat untuk penanggung jawab pelabuhan di kota Qashir. Maka pergilah aku ditemani oleh seorang syarif yang merupakan keturunan asy-Syaikh Abdurrahman, la mendapat wasiat dari asy-Syaikh Muhammad al-Bakriy untuk mengganti bekalku dengan yang lain setibanya aku di Kharjah. Begitulah ia meletakkan bekal itu di tunggangannya, dan kita pergi menuju ke Qashir hingga sampai ke pelabuhannya. Setelah itu ia pulang meninggalkanku.
Begitulah, sebab kepergianku dari Maroko menuju Mesir adalah asy-Syaikh Muhammad al-Bakriy, Sedangkan sebab kepergianku dari Mesir menuju Hadhramaut adalah asy-Syaikh Abubakar bin salim. Aku akan menemui beliau setelah menziarahi Nabi Saw dan menunaikan ibadah haji atas perintah asy-Syaikh a Bakriy.
Dari Qashir, setelah terkumpul sekitar tujuh puluh orang dari berbagai tempat, kami mengendarai lima kapal kecil. Karena mereka hendak mengambil berkah, dalam setiap kapal diisi beberapa orang, dan beberapa diantara mereka hendak menunaikan ibadah haji. Di kapalku, penumpang yang tidak hendak menunaikan haji menanggung sendiri bekalnya. Sedangkan bekalku ditanggung oleh nahkoda kapal karena ingin mengambil berkah dariku dan karena prasangka baik mereka terhadapku. Ketika sampai di kota Jeddah, aku mendapat izin dari hakim kota Jeddah sehingga tidak ada yang memeriksaku, la melakukan semua itu karena hendak berbuat baik kepadaku
Sumber: Perjumpaan Yusuf bin ‘Abid dengan syaikh Abu Bakar bin Salim