Maula-maula[1] Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
Zaid bin Haritsah dan anaknya, Usamah bin Zaid, Tsauban, Abu Kabsyah Sulaim (ikut serta dalam perang Badr, lalu dimerdekakan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan wafat pada masa kekhalifahan ‘Umar bin Khatthab radhiallahu anhu.), Ansah dan Syaqran yang nama aslinya Shalih. Yang disebut terakhir konon merupakan warisan dari ayahnya, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa beliau membelinya dari Abdurrahman bin Auf, lalu beliau memerdekakannya. Maulanya yang lain bernama Rabah al-Aswad an-Naubi. Kadang-kadang ia yang adzan pada saat beliau shalat sendiri. Dia telah dimerdekakan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Selain mereka, masih ada beberapa orang maula yang lain, yaitu Yasar ar-Ra‘i an-Naubi. Ia mati dibunuh oleh orang-orang ‘Irni.
Maula yang lain, Abu Rafi’ Aslam. Ia seorang budak yang dihibahkan oleh al-Abbas. Ia dimerdekakan pada saat menyampaikan berita kepada beliau tentang masuknya al- Abbas ke dalam agama Islam. Istri Abu Rafi’ bernama Salma, maula perempuan beliau. Dari pernikahannya denganAbu Rafi‘, Salma melahirkan anak lelaki bernama ‘Ubaidillah.
Maula-maula yang lain di antaranya, Abu Muwaihibah (Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memerdekakannya), Fudhalah (ia meninggal dunia di Syam), Rafi’ (maula Sa‘Id bin al-‘Ash, dimerdekakan setelah berada di tangan beliau), Mud‘im, Rifa’ah al-Judzami (gugur saat teijadi kontak senjata di lembah al- Qura), Kirkirah an-Naubi (dihibahkan kepada beliau oleh Hudzah bin Ali dan kemudian dimerdekakan), Zaid datuknya Bilal bin Yasar, ‘Ubaid, Thuhman, Ma’bur al-Qibthi (dihadiahkan kepada beliau oleh al-Muqauqis, Penguasa Mesir), Waqid, Abu Waqid, Hisyam, Abu Dhimrah dari al-Fai (dimerdekakan), Harun, Abu ‘Utsaib (nama aslinya Ahmar), Abu ‘Ubaid, Safinah (budak lelaki milik Ummu Salmah radhhiallahu anhu yang dimerdekakan dengan syarat harus bersedia menjadi pelayan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam hingga beliau wafat. Dia pernah berkata kepada Ummu Salmah: “Seumpama ibu tidak menetapkan persyaratan itu pun, saya tidak akan meninggalkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.”), Anjasyah al-Hadi dan Abu Liba- nah. Sumber-sumber riwayat lain mengatakan, jumlah maula Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam lebih banyak dari semua yang disebutkan di atas.
Adapun para maula perempuan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam adalah: Salma atau Ummu Rafi (istri Abu Rafi’ yang beliau warisi dari ayahnya), Mariyah, Raihanah, Qaishar (adik perempuan Mariyah), Maimunah binti Sa‘ad, Hadhrah dan Ridhwa.
Ibn al-Jauzi mengatakan, para maula lelaki Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam beijumlah 43 orang, sedangkan para maula perempuan beijumlah 11 orang—radhiyal-lahu‘anhum ajmain.
Perlu diketahui bahwa para maula di atas, baik lelaki maupun perempuan, berada di tangan beliau tidak dalam waktu yang bersamaan, melainkan dalam waktu yang berlainan.
Syaikh Shadiq Hasan Khan di dalam kitab Syarh Bulugh al-Mardm menyebutkan bahwa yang dimerdekakan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam semuanya berjumlah 63 orang, terdiri dari lelaki dan perempuan dalam berbagai usia.
[1] Maula adalah budak yang setelah dimerdekakan oleh tuannya tetap setia dan dengan sukarela menjadi orang asuhan bekas tuannya dan menggantungkan semua kebutuhan hidupnya kepada tuannya itu.