Tahun Ketujuh Hijriyah
- Pada tahun ketujuh hijriyyah ini terjadi Perang Khaibar.[1] Kemenangan Perang Khaibar telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya saw. ketika beliau berada di Hudaibiyah dengan firman-Nya:
… وَأثـَا بَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًا [ الفتح : 18]
….Dan Allah akan memberi balasan kemenangan dalam waktu dekat.(QS48: 18)
Demikian menurut sebagian ulama tafsir. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam keluar dari Madinah memimpin pasukan Muslim untuk menghadapi kaum Yahudi Khaibar. Dalam peperangan itu panji pertempuran diserahkan kepada ‘Ali bin Abi Thálib r.a. (pemegang panji adalah panglima). Sehari sebelumnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam telah menyatakannya, “Esok hari panji akan aku serahkan kepada seorang yang dengan tangannya Allah akan memenangkan peperangan. Dia seorang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.” Pada saat pertempuran mulai berkobar, Ali bin Abi Thálib r.a. dan pasukannya mendobrak gerbang benteng hingga berhasil menjebol daun pintunya lalu dilemparkan ke tanah. Benteng-benteng Yahudi yang direbut pasukan Muslim dalam Perang Khaibar ialah: Benteng Na‘im, Benteng Qamüsh, Benteng ash-Sha‘ab bin Mu‘adz dan lain-lain.
Dalam Perang Khaibar gugur sebagai pahlawan syahid lima belas orang sahabat Nabi. Dalam peperangan ini Shafiyyah binti Huyay (wanita Yahudi) tertawan. Beberapa lama kemudian dia memeluk Islam, dimerdekakan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam., dan kemudian dinikahi oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Dalam suasana perang itu seorang perempuan Yahudi bernama Zainab binti al-Harits mencoba hendak membunuh Rasulullah saw. ketika dia mendengar bahwa beliau suka makan panggang daging paha (kambing). Dia mengundang Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. dan menyajikan panggang daging paha yang dilumuri dengan racun mematikan. Ketika menghadapi sajian tersebut Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. berkata, “Paha (kambing) ini memberitahuku bahwa ia dilumuri racun.” Beliau lalu memanggil dan menanyakannya kepada Zainab, dan dia mengakui perbuatannya.
Malam hari dalam perjalanan pulang dari Khaibar, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. bersama para sahabat mengantuk hingga tertidur sampai ketinggalan shalat subuh dan bangun saat matahari terbit. Tidak seorang pun dari para sahabat Nabi yang lebih awal bangun.
- Para sahabat Nabi yang berhijrah ke Habasyah, Ethiopia, di bawah pimpinan Ja’far bin Abi Thalib, pulang ke Madinah. Rasulullah saw. menyambut kedatangan mereka dan berucap, “Aku tidak tahu mana yang lebih menyenangkan: kemenangan perang Khaibar atau kedatangan Ja‘far.”
Seiring kedatangan Ja‘far radhiallahu anhu menyusul kemudian Abu Musa al-Asy‘an bersama sejumlah orang Asy’ariyyin.
- Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun ini. Itu terjadi di Khaibar.
- Pada tahun ini terjadi pula ‘Umrah al-Qadha, yaitu umrah kedua bagi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Beliau berangkat dari Madinah di bulan Dzul-Qa‘dah. Umrah ini dinamai ‘Umrah al-Qishdsh (Umrah Tebusan) berhubungan dengan turunnya firman Allah, “Walhurumatu qishash, ’’yakni, sesuatu yang harus dihormati, bila dilanggar, berlakulah hukum qishash. Umrah ini juga dinamai ‘Umrah al-Qadhiyyah, karena umrah inilah yang pada tahun sebelumnya dihalangi kaum Musyrik Makkah, dan setelah berunding, tercapai kesepakatan: pada tahun itu kaum Muslim harus pulang ke Madinah, mereka baru dibolehkan masuk ke Makkah untuk berumrah pada tahun depan. ‘Umrah al-Qishash itulah yang disebut dalam firman Allah:
لقد صدق الله رسوله الرءيا بالحق لتدخلن المسجدَ الحرامَ ان شآء الله آمنين محلقين رءوسكم و مقصرين لا تخافون… [ الفتح : 27]
Sungguh Allah telah membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya, bahwa kalian akan memasuki al-Masjid al-Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dalam keadaan bercukur rambut dan memendekkannya, dah tidak merasa takut… (QS48:27)
- Terjadi pula di tahun ini Ghazwah Wadil-Qura[2] yang penyebabnya adalah: dalam perjalanan pulang dari Khaibar ke Madinah, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersama rombongan melewati pedusunan itu. Beliau menyeru penduduknya agar memeluk Islam, tetapi mereka menolak keras. Pada akhirnya, terjadilah konflik bersenjata. Dalam insiden bersenjata ini Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersama kaum Muslim berhasil memaksa mereka tunduk dan menyerahkan sebagian harta kekayaan mereka.
- Pada tahun ini juga terjadi suatu mukjizat pada mimbar yang selalu digunakan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam untuk berkhutbah, yang terbuat dari pangkal pohon kurma. Pada waktu mimbar itu beliau tinggalkan pertama kali, ia merintih merasa kehilangan beliau. Rintihannya terdengar jelas oleh orang-orang yang masih berada di dalam masjid. Mendengar rintihannya, Rasululullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam lalu mendekapkan dada beliau padanya, dan diamlah mimbar itu. Demikian menurut riwayat didalam hadits yang sahih.
[1] Nama benteng-benteng kaum Yahudi dan juga nama kawasan setempat yang terletak kurang-lebih 120 mil di sebelah utara Madinah.
[2] Nama sebuah pedusunan kaum Yahudi, terletak di antara Madinah dan Khaibar, sekarang bernama al-‘Ula.