Tahun Kesebelas Hijriyyah
- Pada tahun kesebelas hijriyyah ini datang menghadap Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam utusan an-Nakha‘, kabilah dari Yaman. Mereka adalah utusan terakhir yang datang menghadap Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam Mereka berjumlah 200 orang dan datang untuk memeluk Islam. Di tengah mereka ada yang bernama Zararah bin ‘Amr. Dia pernah bermimpi aneh. Lalu dia menceritakannya pada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan beliau menakwilkan mimpinya. Beberapa lama kemudian apa yang beliau katakan menjadi kenyataan.
- Pada tahun ini, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memerintahkan penyiagaan pasukan yang hendak diberangkatkan ke negeri Syam (termasuk wilayah Romawi). Beliau mengangkat Usa- mah bin Zaid sebagai panglima. Akan tetapi keberangkatan pasukan tertunda karena wafatnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhu. tidak sibuk memikirkan masalah kekhalifahan (penerus kepemimpinan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam). Ia sibuk mengatur persiapan pasukan yang berada di bawah pimpinan Usamah. Setelah beberapa orang menyarankan agar pasukan Usamah jangan dulu diberangkatkan, menunggu sampai suasana menjadi tenang, atau Usamah diganti saja dengan orang lain, Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, saya tidak akan menahan pasukan yang telah disiagakan oleh Rasulullah, dan saya juga tidak akan memberhentikan seorang pemimpin yang telah diangkat oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.”
- Pada tahun kesebelas hijriyyah ini pula Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam wafat. Peristiwa ini telah kami kemukakan rinciannya dalam bagian awal buku ini.
- Masih pada tahun ini, muncul persoalan Sajjah binti al-Harits at-Tamimiyyah (seorang wanita dari Bani Tamim). Dia mengaku dirinya sebagai nabi dan diikuti banyak orang dari kaumnya (kabilahnya). Dia bersama gerombolannya bermaksud hendak memerangi Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhu yang baru saja dibaiat sebagai Khalifah di Madinah. Tetapi para pengikut Sajjah mengusulkan lebih baik memerangi Musailamah al-Kadzdzab (yang mengaku sebagai nabi) lebih dulu. Bersama pasukannya, Sajjah berangkat keYamamah. Mendengar berita itu Musailamah segera mencari cara untuk membujuk dan menggagalkan niat Sajjah. Musailaf mah mengirimkan kepadanya berbagai hadiah, dia terpikat dan akhirnya dinikahi oleh Musailamah. Setelah Musailamah mati terbunuh oleh pasukan Muslim, Sajjah pergi kepada para pamannya dari Bani Taghlib. Pada akhirnya Sajjah memeluk Islam, dan keislamannya pun baik. Dia kemudian pindah ke Bashrah dan wafat di sana. Jenazahnya dishalati oleh Samrah bin Jundub, gubernur Bashrah pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abl Sufyan.
- Juga pada tahun ini, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhu memberangkatkan Khalid bin Walid bersma sejumlah pasukan untuk memerangi Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi. Sebelum Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam wafat, Thulaihah sudah mengaku dirinya sebagai nabi dan mengatakan bahwa dia didatangi Malaikat Jibril. Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam masih hidup, dia memeluk agama Islam, tetapi kemudian murtad, menjadi tukang tenung dan mengaku diri sebagai nabi. Setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. wafat, masalah Thulaihah menjadi semakin gawat. Banyak orang dari Bani Ghathafan dan Bani Hawazin bergabung dengan Thulaihah. Selain mereka, ‘Uyainah bin Hishn al-Fazari juga turut murtad dan bersatu dengan gerombolan Thulaihah. Oleh pasukan Muslim di bawah pimpinan Khalid bin al-Walid mereka semuanya dihancurkan dalam suatu peperangan besar, dan ‘Uyainah bin Hishn sendiri menjadi tawanan perang. Dia dikirim ke Madinah menghadap Abu Bakar radhiallahu anhu Dia menyatakan kesediannya memeluk agama Islam, dan keislamannya diterima oleh Abu Bakar radhiallahu anhu.
Sedangkan Thulaihah, setelah para pengikutnya dihancurkan oleh pasukan Muslim, dia lari ke negeri Syam dan tinggal di sana hingga Abu Bakar radhiallahu anhu wafat. Kemudian dia memeluk agama Islam dan keislamannya baik. Ketika ‘Umar bin al-Khaththab radhiallahu anhu diangkat sebagai Khalifah, Thulaihah ikut membaiatnya. Thulaihah meninggalkan kesan baik di kalangan kaum Muslim, ketika dia turut berperang dipihak Muslim melawan Persia. Dia termasuk priyurit yang terkenal gagah berani menghadapi musuh. Thulaihah gugur sebagai pahlawan syahid dalam pertempuran di Nihawand pada tahun 18 hijriyyah.
- Atas perintah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhu (sebagai khalifah), Khalid bin Walid bersama pasukannya bergerak memerangi Musailamah al-Kadzdzab pada tahun itu juga. Dalam peperangan ini pasukan Muslim mengalami berbagai kesukaran dan penderitaan. Tetapi kemudian Allah menurunkan pertolongan-Nya hingga Musailamah dapat dibunuh oleh Wahsyi, seorang bekas budak negro yang sebelum memeluk Islam membunuh paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib radhiallahu anhu dalam Perang Uhud. Karena itulah dia berkata setelah berhasil membunuh Musailamah al-Kadzdzab, “Di masa jahiliyyah saya membunuh orang terbaik, dan saya membunuh orang terjahat di masa Islam.”
Islam meraih kemenangan gilang-gemilang dan Allah menakdirkan bagi kaum Muslim kemuliaan, kehormatan, keunggulan dan kesentosaaan Alhamdu lillahi Rabbil- ‘alamin.
Buku ini selesai ditulis bulan Rabiul-Awwal tahun 1379 Hyriyyah. Allahlah Sang Penolong, tiada daya dan kekuatan kecuali milik Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung. Semoga shalawat dan salam Allah dilimpahkan kepada kekasih- Nya, Sayyidina Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Sayyid Muhammad bin ‘Alwi al-Maliki al-Hasani