Keutamaan Ilmu Bagian 7

Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mensifatkan segolongan orang membaca al-Qur’an sebagaimana diturunkan tetapi bacaannya tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka keluar dari Islam seperti terlepasnya anak panah dari busurnya. Dalam hadis dijelaskan: إن مثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحان ريحه طيب وطعمه مر Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan orang munafik…

Ucapan Para ‘Arifin Mengenai Jenazah dan Kubur Bagian 1

Tentang Jenazah Ketahuilah, sesungguhnya jenazah adalah pelajaran bagi orang yang memiliki mata hati Di dalamnya terdapat peringatan dan nasehat bagi semua orang, kecuali orang-orang lalai yang kalau menyaksikan itu justeru membuat hati mereka bertambah keras. Sebab mereka mengira hanya sekedar menyaksikan jenazah orang lain. Tak pernah terpikir bahwa suatu saat mereka pasti akan diusung ke…

Keutamaan Ilmu Bagian 6

Apabila seorang ‘alim tidak mengamalkan ilmunya dan tidak mau mengajarkan, akan tetapi mengajak orang lain pada keburukan dengan membuka pintu-pintu pentakwilan dan mengajari mereka cara-cara yang mudah dalam mengambil hukum agama yang dapat membuat mereka terlepas dari hak-hak kewajiban mereka’. Kemudian mereka gunakan untuk merampas hak orang lain Berarti orang alim ini adalah setan yang…

Ucapan Para Khalifah, Umara, dan Orang-orang Shaleh Menjelang Ajalnya Bagian 7

Al-Maghazili menceritakan, “Pada suatu hari aku menjenguk seorang guru yang sedang sakit. Ia berkata, ‘Jika kamu bisa melakukan apa yang aku inginkan, tolong bersikap lembutlah kepadaku.’” Seorang guru datang menjenguk Mimsyad ad-Dainuri saat menjelang kematiannya. Ia berdoa, “Allah telah bertindak dan berbuat.” Mimsyad tersenyum dan berkata, “Selama tiga puluh tahun surga dan isinya telah ditawarkan…

Keutamaan Ilmu Bagian 5

Seandainya si alim ini mengajarkan ilmunya kepada orang lain dan memberi manfaat kepada mereka, maka ia ibarat lilin yang menerangi orang lain tetapi membakar diri sendiri. Dan juga ibaratnya jarum yang membungkus seseorang dengan pakaian, sedangkan ia sendiri telanjang. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: أتأمرون الناس بالبر وتنسون أنفسكم وأنتم تتلون الكتب  افلا  تعقلون (44…

Ucapan Para Khalifah, Umara, dan Orang-orang Shaleh Menjelang Ajalnya Bagian 6

Ketika Abu Sulaiman ad-Darani sudah mendekati ajal, beberapa sahabatnya datang menjenguknya dan berkata, “Berbahagialah, karena engkau akan menghadap Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Tapi Abu Sulaiman malah menjawab, “Apakah tidak sebaiknya kalian memperingatkan aku untuk waspada. karena aku akan menghadap Tuhan yang akan menuntut tanggungjawabku atas dosa-dosa kecil yang pernah aku lakukan, dan…

Keutamaan Ilmu Bagian 4

Ketahuilah orang ‘alim yang tidak mengamalkan ilmunya tercabutlah keutamaannya, maka tidak sepantasnya ia tertipu oleh riwayat dari Allah SWT dan Rasul-Nya mengenai keutamaan ilmu. Sehingga ia mengira pada dirinya bahwa dengan mengemban ilmu saja meski tidak ia amalkan ia tergolong dalam keutamaan itu. Sedangkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menjelaskan…

Ucapan Para Khalifah, Umara, dan Orang-orang Shaleh Menjelang Ajalnya Bagian 5

Saat Dzu Nun hendak menghembuskan nafas terakhir, ia ditanya, “Apa yang engkau inginkan?” Ia menjawab, “Aku ingin mengenal-Nya barang sebentar sebelum aku mati.” Kepada seorang ‘alim yang tengah menghadapi saat-saat kematian dikatakan, “Sebutlah Allah!” Ia malah menjawab, “Sampai kapan kalian akan menyebut-nyebut nama Allah di dekatku, padahal sekarang aku tengah terbakar dalam cahaya Allah?” Seorang…

Keutamaan Ilmu Bagian 3

Dalam hal ini Baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda: العلماء ورثة الأنبياء. إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما وانما ورثوا العلم Artinya: “Para ulama adalah pewaris para nabi. Karena para nabi tidak mewariskan uang dinar maupun dirham, sesungguhnya mereka mewariskan ilmu”. Dalam hadisnya yang lain. Nabi Muhammad Shalallahu…

Ucapan Para Khalifah, Umara, dan Orang-orang Shaleh Menjelang Ajalnya Bagian 4

Di ambang kematiannya, Ibnu al-Munkadir menangis. Ia ditanya, “Kenapa engkau menangis?” Jawabnya, “Demi Allah, aku tidak menangisi suatu dosa yang dengan sadar sudah terlanjur aku lakukan. Tetapi aku takut melakukan sesuatu yang aku kira remeh, padahal sangat serius di sisi Allah.” Ketika Amir bin Abdul Qais merasa ajalnya segera tiba, ia menangis. “Kenapa engkau menangis?”…