Pada bab yang lalu telah diketengahkan betapa besar kecemburuan ‘A’isyah r.a. terhadap Zainab r.a., yaitu kisah tentang kesepakatan bersama antara ‘A’isyah, Hafshah, dan Saudah—radhiyallahu dnhunna—ketika mereka melihat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam agak lama berada di tempat kediaman Zainab r.a. Mereka bersepakat menyindir-nyindir beliau dengan mengajukan pertanyaan yang sama, “Aku mencium bau maghafir! Apakah Anda habis makan buah maghafir?” Tidak hanya terbatas pada hal-hal seperti itu saja, bahkan kadang terjadi benturan kata-kata tajam di hadapan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam Beliau membiarkan mereka berulah. Siapa tahu justru benturan-benturan demikian itu dapat melegakan perasaan mereka. Pada suatu hari dalam benturan dan persaingan itu ‘A’isyah r.a. dapat mengalahkan Zainab r.a. Melihat itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam hanya tersenyum seraya berkata, “Ia memang putri Abu Bakar!”
Pada saat yang lain pernah terjadi peristiwa sehingga ‘A’isyah tidak mampu menahan ucapan yang membuat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam gusar. Saat itu, di kala beliau berada di rumah ‘A’isyah r.a., datang seseorang membawa suatu hadiah. Hadiah itu kemudian dibagi di antara para istri beliau, masing-masing mendapat satu bagian, dikirimkan ke tempat kediamannya sendiri-sendiri. Akan tetapi Zainab binti Jahsy tidak mau menerimanya dan mengembalikannya lagi. ‘A’isyah r.a. marah sekali hingga tak dapat menahan lidahnya, lalu dengan ketus berkata kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam , “Dengan mengembalikan hadiah ini ia (yakni Zainab) menghina Anda!” Dengan gusar beliau menjawab, “Kalian lebih hina dalam pandangan Allah sebelum mencoba menghinaku!”[1]
Itulah antara lain sikap ‘A’isyah r.a. terhadap Zainab binti Jahsy r.a. Setelah lama menjadi anggota keluarga Nabi, Zainab pun bersikap seperti ‘A’isyah dalam menghadapi istri Nabi yang baru lagi, yaitu Shafiyyah binti Huyaiy r.a. Karena jengkelnya kepada Shafiyyah ia pernah berani berkata kepada beliau, “Anda kuberi perempuan Yahudi itu!”
Mengenai kisah binti Huyaiy akan kita utarakan dalam bab tersendiri.
[1]As-Samthuts-Tsdmin: 40.
Sumber : Baitun Nubuwwah Karya H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini