‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 19

Suasana berubah menjadi hening, semua terpaku diam, hanya tarik­an napas Ummu Ruman yang terdengar berulang-ulang, dan ia pun turut meneteskan air mata. Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam beranjak hendak pulang meninggalkan tempat, tiba-tiba beliau terlelap kedatangan wah­yu, seolah-olah ruhani dan jasmani beliau berpisah beberapa detik. Be­liau dibaringkan, diselimuti, dan sebuah…

‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 18

Bagaimanapun pada akhirnya desas-desus itu didengar juga oleh ‘A’isyah r.a. dari seorang wanita kaum Muhajirin. Alangkah terkejutnya ‘A’isyah r.a. mendengar berita itu sehingga badannya terkulai hampir pingsan. Ia menangis dan menumpahkan beban perasaannya selama ini kepada ibunya. Ia berkata, “Maafkan saya, ibu di luar banyak orang berbicara mengenai diriku, tetapi mengapa ibu tidak memberita­hukan semuanya…

‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 17

‘A’isyah r.a. sama sekali tidak menduga bahwa dirinya akan menja­di pembicaraan orang banyak, hanya karena datang terlambat dengan diantar oleh seorang pemuda rupawan. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pun tidak mem­punyai prasangka buruk sedikit pun terhadap Shafwan, bahkan beliau sangat berterima kasih. Akan tetapi di tengah masyarakat terhembus suara berbisa membisik-bisikkan;…

‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 15

Berbagai sumber riwayat memberitakan, bahwa setiap Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam hendak bepergian jauh untuk memimpin peperangan menangkal se­rangan musuh Islam, beliau selalu mengundi para istrinya, siapa di antara mereka yang menyertai beliau. Sebelum beliau berangkat memba­wa pasukan Muslimin untuk mematahkan perlawanan Bani Mushtha-liq, undian yang beliau lakukan ternyata dimenangkan oleh…

‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 14

Setelah beliau merasa cukup banyak waktu terbuang sia-sia untuk meredakan kecemburuan para istrinya, dan beliau merasa tidak dapat berbuat terhadap mereka lebih daripada yang sudah beliau lakukan, akhirnya beliau mengambil keputusan hendak menjauhkan diri dari mereka semua. Keputusan tersebut beliau beritahukan kepada mereka dan dengan terus terang menyatakan ingin beroleh ketenangan dalam melaksanakan tugas kewajiban…

‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 13

Mariyah Al-Qibthiyyah juga mengalami kepahitan akibat kecemburuan para istri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang lain, khususnya ‘A’isyah r.a. dan Hafshah r.a. Pada mulanya ‘A’isyah memang tidak menghiraukan Mari­yah karena ia tidak lebih hanya seorang wanita yang dihibahkan oleh penguasa Mesir, Muqauqis kepada Nabi. Toh ia tidak akan beroleh ke­dudukan sebagai…

‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 11

Belum lama ia merasa tenang, tidak terguncang lagi setiap hari oleh perasaan sendiri sebagai wanita mandul, tiba-tiba ia dikejutkan oleh kedatangan istri Nabi yang baru, yaitu Hafshah binti ‘Umar bin Al-Khaththab r.a. Ia menempati ruangan di sebelah ruangan ‘A’isyah r.a. dan ruangan Saudah r.a. Seorang madu baru yang akan menyertai kehidupan rumah tangga Rasulullah Shalallahu…

‘A’ISYAH BINTI ABU BAKAR R.A. Bagian 10

‘A’isyah r.a. menyadari, baik suaminya maupun semua pria Arab dari kabilah apa pun, sangat kuat keinginannya mempunyai anak lelaki. Makin banyak anak lelaki yang dilahirkan oleh istrinya, mereka makin bangga. Perasaan yang selalu menyesakkan dada ‘A’isyah r.a. itu ditam­bah lagi oleh kenyataan yang dilihatnya sendiri, bahwa suami yang dicin­tainya itu malah tampak lebih condong kepada…