SHAFIYYAH BINTI HUYAIY R.A. (Wanita Bani Nadhir) Bagian 1

Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  berkata kepadanya, “Jawablah; suamiku Muhammad, ayahku Harun, dan paman­ku Musa!” (Al-Ishabah: VIII/127, Al-Isti’ab: I V/1872, danAs-Samthuts-Tsamin: 121) Penaklukan Yahudi Khaibar Lewatlah sudah tahun ke-6 Hijriyah, tahun terjadinya beberapa peris­tiwa penting, yaitu pernikahan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  dengan Juwairiyyah binti Al-Harits r.a.,…

JUWAIRIYYAH BINTI AL-HARITS R.A. (Putri Pemimpin Bani Musthalia) Bagian 5

Apa yang diperkirakan dan dikhawatirkan ‘A’isyah terjadi dalam kenyataan; Rasulullah melihat seorang hamba sahaya rupawan … kemu­dian Juwairiyyah binti Al-Harits itu menyertai kehidupan ‘A’isyah di tengah keluarga Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  Juwairiyyah menjadi wanita mukminah dan muslimah yang baik dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sekaligus pula menjadi Ummul-Mu’minln. Akan…

JUWAIRIYYAH BINTI AL-HARITS R.A. (Putri Pemimpin Bani Musthalia) Bagian 4

Pernikahan Juwairiyyah dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  itu sungguh ber­dampak sosial sangat positif, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi kaumnya. Ia sendiri selamat dari perbudakan, bahkan beroleh kemulia­an yang sangat tinggi sebagai Ummul-Mu’minin. Sedangkan warga kabi­lahnya selain terselamatkan dari perbudakan yang memalukan, juga terselamatkan dari murka Allah di dunia dan…

JUWAIRIYYAH BINTI AL-HARITS R.A. (Putri Pemimpin Bani Musthalia) Bagian 3

Pengantin Membawa Berkah Berita pernikahan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  dengan putri Al-Harits bin Abi Dhi­rar demikian cepat tersebar di kalangan penduduk Madinah. Mereka mendoakan wanita dari Bani Mushthaliq yang beroleh kemuliaan mela­lui pernikahannya dengan Nabi dan Rasul yang mereka imani dan me­reka junjung tinggi. Anggota-anggota pasukan Muslimin dalam perang di…

JUWAIRIYYAH BINTI AL-HARITS R.A. (Putri Pemimpin Bani Musthalia) Bagian 2

Dengan berakhirnya perang Khandaq kaum Muslimin pulang ke tengah keluarganya masing-masing untuk beristirahat. Akan tetapi belum lama mereka istirahat, terdengar aba-aba di siang hari bolong, yang atas perintah Nabi menyerukan, “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya janganlah menunaikan shalat ashar sebelum tiba di tengah permukiman Bani Quraidhah!” Aba-aba tersebut bukan lain adalah perintah gerakan…

JUWAIRIYYAH BINTI AL-HARITS R.A. (Putri Pemimpin Bani Musthalia) Bagian 1

“Pada waktu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  membagi tawanan pe­rang wanita Bani Musthaliq (melalui undian), Juwairiyyah binti Al-Harits jatuh di tangan Tsabit bin Qais, atau saudara sepupunya. Wanita itu kemudi­an berusaha keras hendak menebus dirinya (untuk dimerdekakan). Ia seorang wanita yang berwajah manis dan elok. Setiap pria yang melihatnya pastik tertarik.…

ZAINAB BINTI JAHSY R.A. (Wali Nikahnya Paling Mulia) Bagian 10

Khalifah ‘Umar bin Al-Khaththab r.a. pernah mengirimkan uang tunjangan bagi Zainab sebesar 12.000 dirham. Zainab menerimanya sambil berucap, “Ya Allah… uang ini kelak tidak akan dapat mengikutiku (yakni tidak akan dibawa mati!). Ini ujian (fitnah) bagiku, bukan lain!” Uang itu lalu dibagikan kepada kaum kerabatnya yang tidak mampu dan orang-orang lain yang membutuhkan pertolongan. Ketika…

ZAINAB BINTI JAHSY R.A. (Wali Nikahnya Paling Mulia) Bagian 9

Tekun Beribadah dan Bertakwa Persaingan tajam antara dua orang istri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  itu, ‘A’isyah r.a. dan Zainab r.a., tidak mengurangi kejujuran Zainab dalam pembelaannya untuk menyalamatkan ‘A’isyah r.a. dari fitnah kabar bohong yang hendak mencemarkan kesucian dan kehormatannya. Sikap Zainab yang terpuji itu diakui oleh ‘A’isyah r.a. sendiri…

ZAINAB BINTI JAHSY R.A. (Wali Nikahnya Paling Mulia) Bagian 8

Pada bab yang lalu telah diketengahkan betapa besar kecemburuan ‘A’isyah r.a. terhadap Zainab r.a., yaitu kisah tentang kesepakatan bersama antara ‘A’isyah, Hafshah, dan Saudah—radhiyallahu dnhunna—keti­ka mereka melihat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  agak lama berada di tempat kediam­an Zainab r.a. Mereka bersepakat menyindir-nyindir beliau dengan mengajukan pertanyaan yang sama, “Aku mencium…

ZAINAB BINTI JAHSY R.A. (Wali Nikahnya Paling Mulia) Bagian 7

Pernikahan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  dengan Zainab binti Jahsy r.a. terjadi dalam tahun ke-5 Hijriyah. Ketika itu Zainab berusia 35 tahun. Demi­kian menurut Al-Waqidiy di dalam Al-Ishabah: VIII/93 dan ‘Uyunul-Atsar: 11/304. Nama asli Zainab ialah Barrah. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam  sendiri yang memberinya nama baru…